UIN Alauddin Gelar Wisuda di Kampus, Mahasiswa Sulit Ngampus

Facebook
Twitter
WhatsApp
Beberapa mahasiswa terjebak macet di area kampus II UIN Alauddin Makassar saat perhelatan wisuda angkatan 98,99, dan 100. | Foto: Washilah-Monica Ayu Lestari (Magang).

Washilah – “Assalamualaikum, kita kuliah offline sebentar, sesuai jadwal, pukul 13.00 di ruangan C2.1, mata kuliah Sejarah Islam Sulawesi Selatan,” bunyi pesan Whatsapp yang diperlihatkan salah satu mahasiswa Sejarah Peradaban Islam (SPI), Rahmat, kepada Washilah, Kamis (14/9/2023).

Hari itu, Selasa (12/9/2023), pada pukul 10.11 Wita, Rahmat menerima notifikasi Whatsapp dari ketua kelasnya yang mengingatkan jadwal perkuliahan akan dilaksanakan selepas salat zuhur. Notifikasi pesan itu, membuat Rahmat bergegas menuju kampus sebelum jadwal perkuliahan yang telah ditentukan.

“Jam 12 mi itu waktu, terus ada juga wisuda, sudah pasti macet. Jadi harus ka buru-buru,” ungkapnya.

Kala itu, Rahmat tahu betul tentang pelaksanaan Wisuda angkatan 98, 99 dan 100 yang digelar di kampus II UIN Alauddin Makassar, dimulai pada 12 September hingga 14 September 2023. Menurutnya, setiap pelaksaan wisuda akan mengakibatkan kemacetan yang panjang seperti sebelumnya, sehingga ia perlu bergegas agar tak terjebak macet lalu berakhir terlambat mengikuti perkuliahan.

Rahmat menancap sepeda motornya dari Romang Polong menuju Kampus II UIN Alauddin. Jarak indekostnya ke kampus terbilang dekat, hanya 2 kilo meter, namun dengan kondisi jalan yang macet, menjadi soal baru baginya.

“Dari bundaran Samata sampai kampus, itu macet parah. Jam 11.40 ka berangkat, sampai ka itu sekitar 12.20-an,” jelasnya penuh keluh.

Setelah berdesak-desakan selama hampir 30 menit dengan pengendara di bawah terik matahari, Rahmat pun tiba di kampus, namun, macet belum juga berakhir. Di depan gerbang 1, motor dan mobil memadati tiap cela, tak ada sela untuk menyela jarak, ritmenya pelan, “bahkan lebih cepat berjalan kaki waktu itu,” ujarnya.

Sehabis bertarung dengan macet, Rahmat pun sampai di ruang kelasnya. Ia beruntung hari itu tak terlambat, bahkan masih ada waktu sekitar 30 menit sebelum perkuliahan dimulai.

Nahasnya, saat memasuki waktu perkuliahan, dosen pengampu mata kuliahnya, memberi kabar akan telat datang untuk memulai perkuliahan, sebab dosennya sedang terjebak macet di dalam mobil.

“Kami disuruh menunggu, tapi sampai jam kuliah selesai (15.30), dosennya nda muncul-muncul,” keluhnya.

Prosesi wisuda yang berimbas pada kefektifan proses pembelajaran juga dikeluhkan oleh Mahasiswa Manajemen Haji dan Umrah (MHU), Faradillah Azzahrah, ia mengaku kegiatan wisuda ini mengganggu proses belajar mengajar di kampus, sebab banyak mahasiswa yang tinggal jauh dari kampus. Waktu tempuhnya juga diperpanjang karena harus terjebak macet sesaat tiba di kampus akibat kendaran yang membeludak saat prosesi wisuda.

“Pengalaman pribadi saya juga kemarin sempat kena macet dan jadwal pertemuan saya dengan dosen pembimbing diundur karena pas saya tiba di fakultas, dosen sudah punya jam ngajar yang lain,” ucapnya.

Ia juga menyarankan untuk ke depannya kegiatan wisuda tidak dilaksanakan di kampus agar tidak menimbulkan kemacetan yang dapat berdampak bagi mahasiswa.

“Kalau bisa wisudanya itu dilaksanakan di hotel saja, jadi yang hal seperti ini itu tidak terjadi lagi,” ungkapnya.

Di lain sisi, Ketua Jurusan Hubungan Internasional (HI), Nur Aliyah Zainal, mengatakan bahwa wisuda ini tidak menjadi alasan penghambat mahasiswa untuk tetap belajar.

“Sekarang kan perkuliahan tidak harus di kampus, bisa dilakukan melalui Zoom, tergantung kesepakatan dosen dengan mahasiswa,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa melaksanakan kegiatan wisuda di luar kampus bisa menghilangkan kesakralannya.

“Dulu pernah dilaksanakan di luar kampus, tapi tidak sakral ki karena bukan di Kampus,” tutupnya.

Penulis: Fitria Alfaningsih (Magang)
Editor: Nabila Rayhan

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami