Menjejaki Perkampungan Laskar Rasulullah

Facebook
Twitter
WhatsApp
Suasana Perkampungan Laskar Rasululllah. Rumah-rumah nampak berjejer rapi di kiri dan kanan. Tanaman bunga juga ditanam di sepanjang jalan. | Foto : Hilda Nurfaidah

Washilah – Hari itu, Minggu (08/01/2023) saya bangun kesiangan. Rutinitas awal ketika baru baru bangun yah cek hape. sebuah notifikasi dari grup WhatsApp mengingatkanku kalau siang ini akan ada kegiatan “Goes To Eksplorasi Kebudayaan” di Perkampungan Rasulullah. 

Setelah melihat notifikasi tersebut, saya bergegas mendatangi timba dan ember di WC dengan niat ingin mandi. Setelah mandi, saya disambut secangkir kopi dan sebatang rokok sebagai asupan pertama lambung yang sedari pagi belum diisi. Sembari menunggu kawan-kawan yang belum datang, saya berbincang-bincang bersama Rahmat. 

Pukul 13.30 Wita, berangkatlah kami menyusuri jalanan ke arah Perkampungan Rasulullah di Desa Nirannuang, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Jarak tempuh ke sana sekitar 30 menit menggunakan sepeda motor. Sepanjang perjalanan, saya menjumpai keindahan alam, dengan jajaran pohon rambutan yang dipenuhi buah merah merona. 

Kami tiba di Perkampungan Laskar Rasulullah Tepat pukul 14.00 Wita. Perkampung Laskar Rasulullah merupakan bagian dari komuntas Al Kalam yang berada di bawah yayasan Pendidikan Kajian Al Kalam. Yayasan tersebut bisa dikata sebagai yayasan mandiri, karena tidak pernah meminta bantuan dari luar. 

Sesampainya di sana, seketika mataku melotot melihat pemandangan yang disuguhkan, pemandangan yang tidak biasa ditemukan pada komplek perkampungan pada umumnya. 

Di atas motor, saya menoleh ke kiri dan ke kanan. Rumah kayu tertata rapi. Tanaman termasuk bunga tertanam di sepanjang jalan Perkampungan Laskar. 

Rumah ketujuh dari gerbang menjadi tempat saya dan kawan-kawan memarkir kendaraan. Setelah itu, kami dipersilahkan menaiki rumah panggung yang dinamai Soeraja Mekah (rumah penyimpan benda pusaka) oleh masyarakat Laskar.

Sebelum memulai aktivitas di perkampungan tersebut, kami melaksanakan pembukaan. Kegiatan dibuka langsung oleh petinggi perkampungan Laskar Rasulullah. 

Setelah pembukaan, kami berkeliling dan bercengkrama dengan masyarakat perkampungan Laskar. Saya dan kawan-kawan sangat menikmati setengah hari berada di perkampungan Laskar. Selain pemandangan yang indah, kami juga disambut baik oleh masyarakat Laskar. 

Setelah berjalan menyusuri perkampungan Laskar, tibalah saya di rumah pembina sejarah perkampungan Laskar, yaitu Teddy. Beliau mulai menjelaskan tata letak penempatan rumah-rumah yang ada di perkampungan tersebut. 

“Dari arah gerbang, rumah kiri sebagai rumah seoraja mekah dan sebelah kanan soeraja madinah,” ucapnya sambil menunjuk ke arah yang dimaksud. 

Soeraja mekah dan soeraja madinah berjumlah sebelas rumah. Di setiap rumah terdapat pusaka dan pembina masing-masing.

“Pusaka diwarisi bapak Al kalam, jumlahnya ada delapan ribu pusaka,” ucap laki-laki berambut gondrong itu. 

Sebagai perkampungan yang dibangun secara kolektif, Perkampungan Laskar Rasulullah saling terikat bagi keluarga yang menjadi anggota dari Laskar. 

Penulis : Suriadi (Magang)

Editor : Jushuatul Amriadi

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami