Katanya Adil

Facebook
Twitter
WhatsApp
Gambar: Pinterest

Oleh: Nandya Fitri Ramadhani

Di rimba belantara yang luas membentang, Hukum tercipta dari taring dan cakar. Siapa yang kuat, dia berkuasa, siapa yang lemah, harus waspada.

Singa mengaum, di atas takhta. Serigala licik menunggu celahnya. Rusa berlari, mencoba menjauhi mara. Siapa tangkas, dia berjaya, Jika lemah, mudah untuk musnah tanpa sisa.

Namun di negeri yang bernama “adil”, Aturan dan hukum coba di bentuk dengan stabil. Katanya, “di mata hukum semua sama”.

Apakah maknanya tersampaikan secara nyata? Atau hanya kata yang naskahnya diperindah saja? Jelas terlihat yang kuat, tetap tertawa. Yang lemah terus-terusan terluka.

Di hutan belantara, yang lemah harus menghindar. Di negeri “adil” manusia ber-uang yang berperan. Hukum dengan mudah mereka tawar, Asal kesepakatan perlembarnya sesuai.

Kalau begini, apakah Belantara lebih kejam? Ataukah memang negeri “adil” yang lebih kelam? Di rimba, semua tahu aturan, di sini, keadilan tergadai dalam kesepakatan.

*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami