Orang Tua Selalu Benar

Facebook
Twitter
WhatsApp

Oleh : Ekha Rahmadani

Namanya Diva, dia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya seorang petani dan ibunya adalah pebisnis pakaian. Sawah ayahnya yang cukup luas dan bisnis ibunya kian meningkat membuat hidup keluarga ini terbilang cukup. Adiknya masih kelas II Sekolah Dasar (SD) bernama Dova, sedangkan Diva baru saja menjalani ujian kelulusan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tapi Diva sedang galau, bukan lagi kelulusan yang dia pikirkan, dia sangat ingin kuliah tapi ayahnya tidak mengizinkan. Ayahnya membuat rumah yang begitu besar, katanya untuk masa depan Diva, dengan semua wejangan yang disampaikan ayahnya. Diva tetap memikirkan cara lolos dari kemauan ayahnya.

Suatu hari, seorang teman mengajaknya kuliah di kota sangat jauh dari tempat tinggalnya, namanya Nisa. Karena tekad yang kuat, Diva pun ikut bersamanya, Diva mencuri uang ayahnya dan berbohong kepada orang tua Nisa bahwa dia telah mendapat izin, setelah itu Diva berangkat bersama nisa.

Sesampainya di kota Diva mengikuti ujian masuk perguruan tinggi dan lulus. Beberapa minggu Diva dan Nisa tinggal bersama di rumah keluarga Nisa. Diva kehabisan uang dan mencoba menelpon ibunya.

Sambil menangis Ibunya berkata, “Nak ayahmu sudah mengetahui keberadaanmu di sana, bahkan ayahmu telah bicara dengan orang tua Nisa.”

Mendengar Ibunya menangis, timbul rasa bersalah yang begitu mendalam.

Sejak kejadian itu, ayah Diva tak pernah lagi peduli pada Diva, hanya ibunya yang terus mengirimkan uang untuknya dan Diva sendiri bekerja menjadi seorang tukang parkir di warung bakso milik orang tua Nisa di kota, dari itu semua ia melanjutkan kuliahnya.

Setalah Diva menjadi seorang sarjana, Diva pulang dengan toganya. Hidupnya yang sangat memprihatinkan saat kuliah terbayar ketika dia telah mengenakan toga. Saat pulang, Ibu Diva menyambut haru kepulangan anaknya. Selama kuliah, inilah kali pertama Diva pulang ke rumahnya.

Namun Ayahnya tidak pernah mau melihat Diva, sungguh Diva sedih. Karena hal itulah ia kembali ke kota dan mencari pekerjaan. Setelah mendapat pekerjaan dan setiap bulannya ia menyisihkan gajinya yang dikirimkan untuk ibunya.

Suatu hari, seseorang menelpon Diva dan ternyata ayahnya, yang sedang sakit dan meminta Diva untuk pulang,Diva akhirnya pulang. Ayah meminta maaf kepada Diva atas semua sikapnya selama ini kepada diva. Ia juga meminta Diva untuk berhenti dari pekerjaannya dan melanjutkan usaha yang telah ayahnya bangun selama Diva tidak tinggal bersamanya.

“Nak berhentilah bekerja, lanjutkanlah usaha ayah ini, inilah hidup sejahtera yang ayah rencanakan untukmu,” kata ayah diva.

Diva hanya tersenyum sambil berkata “Ayah, Diva akan melanjutkan usaha Ayah dengan semua ilmu yang telah Diva miliki, tapi Diva tidak bisa berhenti dari pekerjaan Diva AyahnDiva ingin menikmati hasil diva sendiri. Tapi diva janji akan melanjutkan usaha ayah.”

Setelah kejadian itu Diva membawa ayah dan ibunya serta adiknya ke kota sambil berobat jalan untuk ayahnya, agar mendapat perawatan medis. Diva tetap mengontrol usaha ayahnya dari kota.

Dari kisah hidup Diva, satu hal yang kita tau tidak semua aturan orang tua itu benar, kadang orang tua telah merencanakan masa depan anak-anaknya namun Tuhan ternyata memiliki rencana yang lebih baik dari yang kita duga.

 

*Penulis merupakan mahasiswa Ilmu Politik Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik (FUFP) semester II

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami