Oleh: Hulwana Ahsyani
Hai. Perkenalkan namaku Arabella, kalian boleh memanggilku Bella. Di sini Aku akan bercerita sedikit tentang sepenggal kisah hidupku. Namun bukan hanya Aku yang menjadi tokoh utama dalam cerita ini, ada sosok lain yang menjadi alasan utama Aku menceritakan kisah ini. Sebenarnya cerita ini tentang dia sosok pria yang tidak merokok dan mahir dalam fotografi. Yah, silahkan berkelana dalam kisah kami dan selamat berkenalanan dengan penyumbang cerita terbanyak dalam masa perkuliahananku, Galen Mahendra.
***
2 September 2022.
Hari itu adalah hari pertama Aku bertemu dengannya dan kami merupakan teman sekelas. Sosok pria yang memiliki tubuh tinggi dan badan yang sedikit kurus. Dia selalu memakai topi karena saat itu adalah masa kami menjadi mahasiswa baru dan dia diharuskan untuk mencukur rambutnya.
Hari itu, Aku tidak begitu memperhatikan keberadaanya yang Aku tahu dia adalah orang yang murah senyum dan selalu tertawa. Namun ketika diam, orang bisa beranggapan dia sosok yang tidak mudah bergaul. Sebenarnya tidak ada kisah menarik pada hari pertama kami bertemu, Aku hanya ingin menceritakan saja supaya kalian tahu bahwa kami bertemu pada saat tanggal, bulan dan tahun itu.
***
15 Desember 2022.
Ini merupakan hari di mana kami memulai pendekatan. Sebenarnya kami sudah dekat dari beberapa hari yang lalu, Aku sudah menyadari beberapa sikapnya yang membuatku berfikir dia maksud mendekatiku. Namun semua fikiran itu Aku tepis, hal itu karena dia adalah pria yang memang cukup akrab dengan perempuan di kelas ku.
Saat malam itu, kita memulai obrolan melalui chat. Chat kami yang biasanya berisi tentang seputar pertanyaan teman pada umumnya mulai berganti menjadi hal pribadi. Ini beberapa penggalang chat kami malam itu.
“Nenek di mana?” Tanya Galen. Jangan bertanya mengapa dia memanggil nenek, Aku juga tak tahu mengapa dia seperti itu.
“Kenapa bahas nenek? Aku tadi bertanya tentang raket,” ucapku berusaha tetap fokus pada awal pembahasan kami.
“Tidak, nenek dulu baru kita bahas tentang raket,” ucapnya kekeh.
“Nenek sedang tidur, mau apa dengan nenek?” tanyaku akhirnya.
“Mau titip salam,” jawabnya lalu mengirim stiker senyum.
Yah, seperti itulah beberapa potongan chat kami malam itu. Selain itu, Aku juga memberikan beberapa pertanyaan tentang Aku mirip dengan apa, dan ini salah satu jawaban Galen.
“Jika Aku musim, maka Aku apa?” tanyaku.
“Musim semi,” jawab Galen. Aku mengulum senyum saat membacanya.
“Mengapa musim semi?” Tanyaku kembali.
“Karena musim semi melambangkan kecerahan dan kebahagiaan, begitu juga denganmu saat melihatmu hanya ada kebahagiaan yang terpancarkan di sana.”
***
14 Februari 2023
Setelah melakukan beberapa obrolan chat malam itu, kami mulai lebih dekat. Aku yang kerap makan di kos ditemani tontonan di ponsel mulai berganti dengan makan di pinggir jalan dengan lampu kelap-kelip bersama Galen. Malamku yang biasanya biasa-biasa saja mulai diisi dengan obrolan ringan dan riang lewat telepon dengannya juga.
Suatu malam Aku merasakan perasaan ku tak baik. Galen yang biasanya selalu menepati janjinya malam itu ia ingkari. Sebenarnya bukan salahnya, karena ada suatu hal yang Aku sendiri mengerti hal itu tak bisa Galen tinggalkan.
Tapi, Aku terlanjur marah dengannya. Ucapan maaf Galen hanya kujawab dengan balasan singkat dan tak riang seperti biasanya. Hingga saat pukul 12 .00 Galen menelepon. Aku terbangun lalu mengangkat telepon darinya. Galen yang merasakan perubahan sikapku segera bertanya tentang keadaanku. Aku menjawab seadanya, namun tak lama Aku mulai menangis dan Galen panik seketika.
“Bella kenapa? Kamu gak apa-apa? Kamu buat apa sekarang? Kamu baik baik aja? Kenapa menangis Bell?” tanyanya panik.
“Gak masalah Galen, perasaanku kurang baik aja,” jawabku lirih.
“Aku ke sana sekarang ya? Iya? Aku jemput terus kita keluar jalan jalan,”
“Gak usah Galen, kamu istirahat aja. Besok kita kampus kamu belum tidur, istirahat aja Aku nanti baikan kok,” jawabku, namun Galen menolak dan tetap kekeh untuk menghampiriku.
Akhirnya ia segera datang dan mengajakku untuk keluar. Malam itu, kami kembali menyusuri jalanan dengan Galen yang terus mengucapkan mantra-mantra penghibur agar Aku kembali riang seperti biasanya. Aku mengulum senyum di belakang Galen, pria yang belum sempat beristirahat itu harus repot-repot keluar untuk menemaniku.
***
16 Agustus 2023.
Hari itu, hari di mana kami kembali bertemu setelah satu bulan lebih Aku pergi keluar kota untuk bertemu dengan orangtuaku. Sebenarnya kami sudah beberapa kali membuat janji untuk keluar bersama, namun karena saat itu ia sedang sibuk untuk mempersiapkan kegiatan menyambut mahasiswa baru, jadi janji yang kami buat harus batal.
Saat waktu menunjukkan pukul 15.00 Galen bertanya kepadaku melalui chat. “Kamu mau nonton sebentar?” tanya Galen. Aku yang membaca chat dari Galen segera memperbaiki posisiku.
“Nonton di mana? Memangnya kamu bisa?” Aku balik bertanya untuk memastikan.
“Sepertinya bisa, Aku ingin mengambil barang jadi sudah izin untuk keluar,” jawab Galen. Aku belum serius menanggapinya, takut jika nanti hal serupa kembali terulang. “Kalau bukan malam ini gak tahu kapan lagi bisa ketemu, karena besok Aku udah nginap di kampus,” ucapnya lagi.
“Ya udah, jemput aja sebentar kalau memang bisa,” jawabku, saat itu Aku sudah berharap agar kali ini kami benar benar dapat bertemu.
“Iya Bella, siap-siap ya nanti Aku jemput”
Akhirnya, malam itu janji yang kami buat beberapa hari sebelumnya dapat terlaksana. Setelah tak bertemu cukup lama Aku kembali bertemu dengan Galen. Pria itu tak banyak berubah, hanya saja ia lebih sering menatapku dengan senyum teduhnya.
Malam itu Aku tahu, betapa susahnya Galen berusaha agar dapat bertemu denganku. Aku tahu betapa lelah dan sibuknya Galen beberapa hari ini, namun masih meluangkan waktu untukku. Kami menikmati waktu dengan menonton film dan menyantap makanan di salah satu tempat makan di sana. Malam itu Aku dan Galen menikmati setiap detik kebersamaan kami.
9 November 2023
Suatu hari kami berdebat panjang. Sebenarnya akar permasalahannya saat itu merupakan hal yang tidak begitu genting. Hanya karena perkataan Galen yang mengatakan ia lelah karena kami sering berdebat dan Aku akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami.
Namun Galen menolaknya, pria yang saat itu baru sembuh dari demamnya memohon padaku agar tidak mengakhiri semuanya.
“Aku minta maaf Bella, Aku gak maksud. Aku bukan mau selesai. Aku mau kita perbaiki semuanya supaya gak sering berkelahi gini,” bujuk Galen.
“Gak apa-apa Galen. Kalau kita selesai kan tetap jadi teman, kita tetap ngobrol juga kok, gak bakal ada yang berubah,” ucapku. Namun Galen menggeleng keras.
“Gak. Pokoknya gak. Kamu mau pisah sama Aku? Aku masih mau sama kamu, ayo kita berjuang sama sama Bell, perjalanan kita masih panjang,” ucap Galen kekeh.
Akhirnya aku tak jadi mengakhiri hubungan kami. Hal seperti ini selalu terjadi saat aku memutuskan menyerah dalam hubungan ini, Galen akan terus memohon dan menahan diriku untuk tak pergi dengan mengatakan.
“Semua bisa kita lalui Bell, iya kan? Ayo Bell, Aku gak mau pisah, Aku masih mau sama kamu. Ayo terus berjuang sama-sama, jalan kita masih panjang Bell”.
***
25 November 2023.
Sebenarnya terlalu banyak kisah dalam hubungan kami. Oh iya, kalian juga harus tahu kebiasaan Galen yaitu bersiap ke kampus saat Aku sudah rapi dan ingin berangkat. Itu merupakan hal yang selalu membuatku mengomel pagi hari dan Galen akan menjawab, “Gak bakalan telat kok, kalau telat marahin Aku sepuasnya,” ucapnya.
Dan benar saja kami tak pernah terlambat karena kebiasaan Galen. Jadi Aku juga mulai terbiasa dengan hal itu.
Galen yang Aku miliki merupakan pria yang rela keluar pada pukul 02.00 malam hanya untuk menemaniku saat perasaanku tidak baik-baik saja. Galen juga merupakan pria yang rela memberikan kulit ayam dan mentimun saat kami sedang makan. Jika Aku tanya apakah dia tidak menyukainya, ini jawabannya, “Makan saja, kan ini kesukaan kamu.”
Setelah menulis ini, Aku ingin menyampaikan hubunganku dan Galen baik baik saja, dan semoga sampai akhir tetap seperti itu. Terima kasih telah membaca kisah kami, walaupun ada yang lebih menarik, tapi Aku tetap bangga dan senang karena kisah ini Aku isi bersama dengan Galen. Terima kasih Galen, senang bertemu dan berkenalan denganmu.
*Penulis merupakan mahasiswi Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar