LDK Al-Jami Singgung Pluralitas Masyarakat Indonesia Melalui Kajian Moderasi Beragama

Facebook
Twitter
WhatsApp
Penyampaian materi oleh John C. Simon mengenai Pluralisme: Dari Indefern menjadi Dialogis dalam kajian moderasi beragama melalui aplikasi Zoom, Sabtu (12 Juni 2021).

Washilah – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Jami’ UIN Alauddin Makassar menggelar kajian moderasi beragama dengan tajuk “Memahami Pluralitas Masyarakat Indonesia” yang diselenggarakan melalui aplikasi Zoom, Sabtu (12 Juni 2021).

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yakni Direktur Pasca Sarjana STT INTIM Makassar, John C. Simon dan Dosen prodi Studi Agama-Agama UIN Alauddin Makassar, Wahyudin Halim.

Wahyudin Halim selaku narasumber pertama mengungkapkan istilah pluralisme memiliki perbedaan dengan istilah kosmopolitanisme.

“Pluralisme tidak identik dengan istilah kosmopolitanisme yang menganggap bahwa kita hidup di satu bola dunia yang satu dengan keragaman tanpa adanya interaksi positif dari keragaman itu,” jelasnya.

Sementara itu John C. Simon selaku narasumber kedua menyinggung kategorisasi tantangan pluralisme di Indonesia salah satunya Conservative turn yakni hadirnya rasa tidak nyaman hidup bersama orang dan masyarakat yang berbeda.

” Rasa tidak nyaman hidup bersama dengan orang yang berbeda pada akhirnya membuat seseorang cenderung menarik diri dari masyarakat,” tuturnya.

Lanjut Ia menjelaskan bahwa pancasila merupakan instrumen penting sebagai tali untuk mempererat pluralisme dalam konteks Indonesia.

“Dalam konteks di Indonesia relasi antar unsur keragaman membentuk identitas bersama yang puncaknya ada di pancasila,” ungkapnya.

Disis Lain sisi, Kordinator akhwat depertemen Strategi Dakwah (KASTRAD), Nita Amriani berharap setelah kajian ini mampu menyadarkan kaum muda dalam memahami perbedaan sebagai keindahan dengan saling menghargai dan ingin memahami satu sama lain.

“Karena kajian ini juga berorientasi menuntaskan pancacita rektor maka itu kamu berharap kajian ini bisa mengedukasi kaum muda terlebih dalam memaknai perbedaan,” pungkasnya.

Penulis: Nur Afni Aripin (Magang)
Editor : Agil Asrifalgi

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami