Washilah – Ratusan mahasiswa kembali menggelar aksi demonstrasi, mereka melakukan penutupan jalan di beberapa titik. Seperti halnya Mahasiswa UIN Alauddin Makassar menutup jalan di Sultan Alauddin dan juga di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kamis (8/10/2020).
Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema U) UIN Alauddin Makassar, Ahmad Aidil Fahri mengatakan semua aturan di dalam omnibus law, terutama hal yang mengatur ketenagakerjaan, dianggap sama sekali tak berpihak kepada rakyat. Khususnya rakyat dari menengah ke bawah.
“Intinya kami bukan cuma tentang buruh dan tani, tetapi juga beberapa klaster-klaster yang tidak prorakyat di omnibus law itu kami tolak,” kata Ahmad Aidil.
Ahmad mengecam akan terus berunjuk rasa mengenai penolakan ini. Ia memastikan mahasiswa UIN Alauddin Makassar tetap mengambil bagian dalam perjuangan di jalanan.
“Untuk hari ini (kami aksi) sampai malam, sampai beberapa hari ke depan,” katanya
Takbir, perwakilan dari mahasiswa meneriakkan kegeraman pada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah RI. Dia mengatakan DPR telah melakukan pengkhianatan terhadap rakyat Indonesia.
“Hari ini menjadi wakil rakyat, nyatanya mengesahkan UU hanya menyengsarakan masyarakat. Ini sudah jelas tidak sesuai dengan apa yang menjadi dasar negara, kawan-kawan sekalian,” pekik Takbir.
Selain massa aksi menyampaikan poin poin penolakan terhadap UU Cipta Kerja, mereka juga melakukan pembacaan puisi sebagai bentuk penolakan.
Hingga sore hari, massa aksi yang awalnya berlangsung damai akhirnya ricuh, tembakan gas air mata membuat massa aksi berhamburan.
Penulis: Rahmania