Oleh | Faegah Hasyiradhy

Ingin aku mengatakan ia namun teringat akan janji dan masa-masa yang sudah tertanam di lubuk hati yang paling dalam, aku semakin mengikuti alur hidup yang sungguh aku tidak mengerti, jiwa ini terasa berjalan tanpa tujuan yang jelas untuk mu dan terasa gelap untuk lintasan hidupku.
Hari itu kamu datang menawarkan kebahagiaan dan kekecewaan, dan aku sangat menghargai itu, karena kepolosan dan keluguhan hat
imu yang dapat mendinginkan hati yang kecewa ini akan kehidupan masa lampau.
Kamu menghapiri hidupku dengan banyak kesan dan alur yang berbeda, karena bersamamu bisa menenangkan jiwa dan perasaan ini. Aku menjalani dengan apa adanya tanpa perjanjian dan kata-kata yang meyakinkan.
Uppss.. kamu selalu mengambil alih perhatianku dan itu sangat menyakinkan aku bahwa kamu memang orang yang tepat untuk menjadi teman hidup ini, awalnya aku hanya menganggapmu sebagai teman sepermainan dan sebagai bagian dari kisah hidup ini, namun prilaku dan sosok yang sering kamu tampilkan dihadapanku semakin memancing kehidupan nyata sebagai manusia yang butuh cinta dan kesetiaan.
Aku tidak pernah menganggap mu lebih namun karena kata-kata yang sering kamu ucapkan semakin membuat tanda Tanya, bahwa apakah ini permainan kata atau memang tulus dari hati?? Hahahha
Itulah dirimu, semakin berkata aneh semakin hati ini percaya bahwa bukan cuman perasaan yang saya miliki namun kamu juga sebalikya merasakan hal yanag sama. aku melalui masa yang cukup lama bersamamu berharap ada kata yang kamu hanturkan, hingga ku menutup hati untuk orang lain karena dirimu yang kuanggap akan memberikan perhatian lebih seperti kata-kata dan kebersamaan yang membuat hati ini tergugah.
Namun lama baru aku menyadari ternya bahwa lama engkau bersamamku ternya perlakuan mu terhadap ku sama seperti yang lain dan aku menganggap itu hal yang lebih, kamu mngukir warna dalam hidupku yang gelap kemudian kau jadikan lagi kelabu.
Uhhhh… aku sudah berharap dan kesempatan untuk orang lain sudah aku abaikan, sungguh kamu tidak mengerti, aku sangat kecewa, entah apa yang harus aku katakan andai aku dihadapkan pada pilihan mending akau tidak pernah mengenalmu dulu sehingga kau membuat hati ini hilang sebelah entah kemana.
Hiduku kini sudah dilema akan kehidupan asmara dan aku banyak menjalani hubungan dengan yang lain namun itu hanya berlalu tanpa rasa apapu karena perasaan ini sudah diambang ketidakpastian dan tak menentu entah siapa yang terbaik dan yang mana lebih baik, itu sudah tidak bisa dibedakan lagi.
Ini semua karena akibat harapan palsu yang kutanam padamu sehingga aku sudah kehilangan perasaan kasihku yang sempurna dan sejati.
*Penulis adalah mahasiswa semester V jurusan Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin