Washilah — Occupational Health and Safety Student Association (OHSSA) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Alauddin Makassar menggelar kegiatan pelatihan penanggulangan kebakaran di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara, Makassar, Sabtu (19/4/2025).
Ketua Umum OHSSA, Ahmad Fauzan menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam hal pengabdian masyarakat.
“Kami fokus dalam pengembangan kemampuan mahasiswa K3 dan mencoba mengimplementasikannya melalui visitasi maupun pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Fauzan menyampaikan bahwa Pemilihan lokasi kegiatan didasarkan pada hasil observasi lapangan yang menemukan bahwa meskipun Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara memiliki fasilitas evakuasi dan mitigasi bencana kebakaran yang cukup memadai, namun para santri belum mengetahui cara penggunaannya.
“Ini yang kami rasa fatal dan perlu segera ditangani,” tambahnya.
Hal senada disampaikan oleh Andi Nadia Safikah, Ketua Departemen Community Responsibility OHSSA. Ia menekankan pentingnya pemahaman praktis dalam penanggulangan kebakaran, khususnya di lingkungan pesantren.
“Banyak kasus kebakaran yang terjadi di pesantren. Dengan kegiatan ini, kami ingin mendorong peningkatan pengetahuan dan kesadaran agar para santri bisa menyelamatkan diri bila bencana terjadi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nadia menuturkan kegiatan ini berfokus kepada para santri serta ustadz dan ustadzah sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan keterampilan dalam menghadapi situasi darurat kebakaran. Yang terbagi atas tiga kegiatan pelatihan, pertama sosialisasi tentang penanggulangan kebakaran, kedua simulasi evakuasi kebakaran, dan yang terakhir praktik penanggulangan kebakaran.
Ketua panitia kegiatan, Nurfatwa Ridha, menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan dibagi ke dalam tiga tim utama diantaranya tim pemateri, tim evakuasi, dan tim praktik penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Ia menuturkan bahwa semua panitia telah dibekali materi dan keterampilan sebelum terjun langsung dalam kegiatan.
“Panitia bertugas tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga memastikan simulasi dan praktik berjalan efektif. Semua peralatan juga sudah kami persiapkan sebelumnya,” ungkapnya.
Nurfatwa berharap kegiatan ini berjalan lancar dan meninggalkan dampak positif bagi seluruh pihak yang terlibat. Serta ada ilmu yang berbekas dan kesan positif yang tertinggal baik untuk peserta pelatihan maupun panitia pelaksana.
“Saya berharap acara ini tidak hanya memberi ilmu, tapi juga kesan yang membekas. Semoga peserta bisa menerapkan ilmu ini jika bencana benar-benar terjadi,” pungkasnya.
Penulis: Nandya Fitri Ramadhani
Editor: Hardiyanti