Cerita Lain Tentang Hari Raya Kemarin

Facebook
Twitter
WhatsApp
Gambar: Pinterest

Oleh: Nandya Fitri Ramadhani

Di sudut- sudut kota yang tak tersapa
Lebaran datang tanpa pesta
Hanya ditemani sajadah dan gemanya suara takbiran
Tanpa kue, tanpa pakaian baru ciri khas hari raya

Di sana, ibu-ibu menanak harap
Bukan nasi gurih atau rendang hangat
Hanya doa “semoga” agar harga bumbu dapur tidak melambung pesat

Namun kenyataan bicara berbeda
Barang dapur yang trus naik harga
Pasar menjadi sibuk, tapi tak semua bisa belanja
Ibu-ibu kembali menghitung receh dengan napas berat
Memilih antara minyak atau beras seperempat?

Tapi kita terlalu sibuk bicara tentang pertumbuhan negara
Dalam angka-angka yang disusun penuh kebanggaan
Sampai tak sempat menoleh pada piring-piring kosong di meja
Atau suara perut yang memelas di ujung lorong dan teras jendela

Televisi menyiarkan senyum penuh warna
sementara di gang sempit, anak-anak tidur tanpa sahur yang nyata
Mereka belajar makna lebaran bukan dari sajian
tapi dari tabahnya ibu menahan tangis di balik panci pinjaman

Semoga kelak, tak ada lagi doa yang hanya jadi penghibur lara
Biarkan mereka Mengenakan baju baru meski sederhana
bisa merayakan idul fitri tanpa harus memilih
Antara makan atau bersedih

*Penulis merupakan mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi semester VI UIN Alauddin Makassar

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami