Oleh: Nurfadillah
Tangan kasarmu yang membelai rambutku
Sejuk bagaikan embun pagi yang menyentuh pipi
Hatimu bagai lautan, menampung segala khilafku
Sabarmu yang tak terbatas, meneduhkan hati.
Lidahku lancang, yang terkadang melukai hatimu
Air matamu pun jatuh, membasahi pipi
Namun kasihmu tetap mengalir deras bagai sungai
Tak pernah kering, dan tak pernah surut
Maafkan anakmu yang sering lalai
Yang tak pernah cukup berterimakasih
Kaulah syurga dunia yang selalu ada
Cintamu yang abadi, dan takkan pernah terganti
*Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi