Oleh: Maelani
Duduk membisu sambil menatap muram langit yang memburam
Setitik tirta yang jatuh membasahi bumi membuatku terdiam
Aku termangu menatap setiap bulir air yang terjatuh
Membuatku semakin tenggelam dalam pelukan malam yang menyiksa raga
Rembulan malam yang perlahan meredup
Layaknya eksistensi diriku yang tak dianggap
Senandika yang ingin berteriak
Pun terbungkam di balik awan gelap
Layaknya pendongeng handal
Esensimu kuabadikan dalam setiap goresan pena
Setiap namamu selalu kuhaturkan dalam prosaku
Sosokmu selalu menjadi tokoh utama dalam ceritaku
Terima kasih pada hujan yang menciptakan sosokmu yang tak pernah nyata dalam kehidupanku
*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Semester III.