Oleh : Nadirah Al Addawiyah Azis
Aku, aku berdiri di tanah yang damai
Tanah yang selalu dibuat ramai
Dengan parasnya yang elok
Membuatnya mencolok
Kususuri jalanan berliku itu
Perasaan mencekik merasuki tubuhku
Mataku dipaksa untuk terbuka
Melihat keindahan di ujung kematian
Namun, apalah arti itu semua
Jalanan yang indah hanyalah fatamorgana
banyak dari mereka masih beradu dengan cangkul dan pacul
Dari pagi, hingga surya senja turun perlahan
Tetapi, tanah itu tidak goyah
Naluri sosial mereka masih kokoh
Menyampingkan segala amarah
Demi kedamaian yang cerah
* Penulis merupakan Mahasiswi Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar.