Istirahat dan Pelukan Ibu

Facebook
Twitter
WhatsApp
Ilustrasi : Istimewa

Oleh : Tritia Kurniati

 

Bu, kau tau ini benar benar menyesakkan

Menunggu adalah kebiasaan, berdiri berjam-jam di setiap sudut pintu

Melihat kanan kiri di sekeliling

Namun, setiap akhir dari hari yang berlalu

Tak juga saya temui

Jadi, sudah cukup saya bersahabat dengan sunyi

Dan kutitipkan rasa ini padamu

 

Dari deret harap yang semoga tak henti terucap

Dari kalimat pinta yang bersayap agar terbang tak hanya sampai atap

Bu, hari ini saya kembali mengenal sebuah kata bernama “sunyi”

Tapi, semoga ada suatu detik dalam satu jam

Pada hari di antara salah satu bulan desember

Yang membuat saya bisa bertemu denganmu

 

Bu, hari ini saya kembali bertanya

Jika rehat adalah selalu tentang pulang

Maka bolehkah saya memintamu agar tak pernah pergi?

Biar selamanya kata pergi itu menjadi  asing

*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik UIN Alauddin Makassar

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami