Oleh : Tritia Kurniati
Bu, kau tau ini benar benar menyesakkan
Menunggu adalah kebiasaan, berdiri berjam-jam di setiap sudut pintu
Melihat kanan kiri di sekeliling
Namun, setiap akhir dari hari yang berlalu
Tak juga saya temui
Jadi, sudah cukup saya bersahabat dengan sunyi
Dan kutitipkan rasa ini padamu
Dari deret harap yang semoga tak henti terucap
Dari kalimat pinta yang bersayap agar terbang tak hanya sampai atap
Bu, hari ini saya kembali mengenal sebuah kata bernama “sunyi”
Tapi, semoga ada suatu detik dalam satu jam
Pada hari di antara salah satu bulan desember
Yang membuat saya bisa bertemu denganmu
Bu, hari ini saya kembali bertanya
Jika rehat adalah selalu tentang pulang
Maka bolehkah saya memintamu agar tak pernah pergi?
Biar selamanya kata pergi itu menjadi asing
*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik UIN Alauddin Makassar