Washilah – Taman dan area tempat duduk Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik (FUFP) baru saja difungsikan Agustus 2022 lalu. Namun, sampah plastik bertebaran dan dedaunan pohon yang berceceran sudah jadi persoalan.
Hal itu dianggap mengganggu bagi sebagian mahasiswa. Salah satunya Zulfia. Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional (HI) itu menyebut kebersihan taman FUFP tidak konsisten. Sebab bila beranjak siang, taman yang semula sedap dipandang itu berubah kotor dengan sampah bertebaran.
Ia menilai, banyaknya sampah diakibatkan kurangnya loak (tempat sampah) yang disediakan, hingga mahasiswa kebingungan membuang sampah entah ke mana.
Kelalaian mahasiswa, kata Zulfia juga ikut andil menyumbang sampah-sampah yang ada, walau begitu tetap saja loak harus memadai untuk menunjang itu.
“Pengelolaan sampah itu tanggung jawab bersama, semua pihak koperatif dengan CS (Cleaning Service),” kata mahasiswa semester tiga itu.
Taman yang harusnya menjadi tempat nyaman, kata dia malah mengganggu pandangan.
“Kalau banyak sampah itu kenyamanannya berkurang, kurang enak dipandang,” ucapnya.
Area taman tersebut sebenarnya menjadi tanggungan salah satu CS UIN Alauddin Makassar, Hary (bukan nama sebenarnya) yang harus dibersihkan setiap hari kerja. Ia bertugas di area taman itu pukul 6.00 pagi hingga 03.00 sore. Kendati demikian, kata dia, tempat sampah memang harusnya disediakan agar mahasiswa tidak membuang sampahnya di sembarang tempat.
“Saya bertugas itu dari jam 6 sampai 3 sore, kalau sampah (pembungkus) gula-gula kan bisaji dikantongi, kalau sampah basah bagaimana mi (kalau tidak ada tempat sampah),” tuturnya.
Pria kelahiran Makassar ini menyebut pihak pengelola tempatnya bekerja (PT. Arco) sempat menjanjikan tempat sampah, sapu dan fasilitas kebersihan lainnya. Namun, janji tersebut sampai sekarang tak kunjung terealisasikan.
Ia acap kali menyulap ranting pohon menjadi sapu. Sebab, sapu lidi yang ada satu persatu batangnya patah berguguran hingga pendek tak layak pakai.
Tak hanya itu, ember bekas cat juga ia rubah jadi loak lalu diletakkan di taman. Walau hanya satu, ide demikian lahir untuk menutupi kekurangan loak layak pakai yang disediakan.
Hary berharap, ke depannya fasilitas yang jadi keluhan segera dapatkan pemenuhan. “Fasilitas yang baik dapat menunjang kebersihan yang baik pula,” pungkasnya.
Penulis : Saldi Adrian (Magang)
Editor : Jushuatul Amriadi