Washilah – Sebanyak 522 mahasiswa baru (Maba) angkatan 2022 yang diterima di Fakultas Ushuludddin Filsafat dan Politik (FUFP) menambah persoalan di tengah minimnya ruang kelas. Salah satu ruangan di lantai III FUFP yang semula diperuntukkan sebagai musala beralih fungsi menjadi ruang kelas setelah penetapan perkuliahan secara tatap muka awal Mei 2022 lalu.
Di bagian tengah musala, diberi sketsel atau dinding pembatas dari aluminium yang membagi dua ruangan, ruangan 311 dan ruangan 312.Ā
Masa perkulihan bagi Maba angkatan 2022 belum rampung satu semester, namun sketsel atau dinding pembatas yang membelah ruangan menjadi dua kelas kini sudah rusak. Jika kebetulan kedua kelas terisi, suara di antara keduanya akan saling terdengar.Ā
Hal ini dikeluhkan sejumlah mahasiswa dan beberapa dosen yang menggunakan kelas tersebut sebagai ruang pembelajaran.
Salah satunya terjadi saat Dosen Sosiologi Agama (SoA), Suryani mengampu mata kuliah Sosiologi Perkotaan di ruangan 312 dan Dosen Aqidah dan Filsafat Islam (AFI), Abdullah di ruangan 311. Terpaksa keduanya saling berbagi kebisingan.
Suryani saat sedang mempersiapkan materi yang ditampilkan melalu proyektor, melirik keruangan sebelah, lalu bertanya “Jurusan mana mereka?”
“AFI (Aqidah dan Filsafat Islam) Ibu,” jawab salah satu mahasiswa.
Tak berselang lama, Abdullah, bergegas memasuki ruangan Suryani dan saling menyapa membicarakan kebisingan yang terjadi.Ā
“Pak, ini rusak ki, bagaimana mi?” Tanya Suryani kepada Abdullah yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan III bagian Kemahasiswaan dan Alumni FUFP itu.
Ā “Suaramu lebih besar dari saya, biar saya yang pergi (cari ruangan lain),” sahut Abdullah sambil tertawa kecil.
Tawa kecil itu diikuti tawa dari mahasiswa yang mendengar pembicaraan itu.
Setelah Abdullah keluar ruangan, mereka pun bergegas mencari ruangan alternatif lain untuk melanjutkan proses perkuliahan.
Suryani melanjutkan penjelasan materinya tanpa kebisingan yang berarti di ruangan yang minim pendingin ruangan tersebut.
Kerusakan sketsel itu disayangkan Suryani, ia berharap adanya perbaikan dan peningkatan kualitas pembatas ruangan demi menunjang kenyamanan proses perkuliahan.
“Kalau begini kan saling mengganggu dengan adanya sela-sela (pada sketsel),” keluh perempuan kelahiran Barru itu.
Selain kebisingan, kata Muhammad Alif, minimnya pendingin ruangan membuat mahasiswa gerah hingga perkuliahan menjai tidak kondusif.
“Gerah ki juga, apalagi itu papan tulisnya kecil. Tidak nyaman sekali belajar,” ujar Mahasiswa Jurusan Sosiologi semester tiga itu.
Di ruangan terpisah, Wakil Dekan II FUFP, Darmawati saat ditemui tidak banyak berkomentar. Ia menyebut informasi kerusakan fasilitas sudah diketahui dan sedang tahap perencanaan untuk perbaikan dalam waktu dekat.
“Secepatnya kita akan perbaiki,” jelasnya.
Penulis : Saldi Adrian (Magang)
Editor : Jushuatul Amriadi