Dakwah di Era Digital

Facebook
Twitter
WhatsApp
Ust. Muammar Tauhid S Sos saat menghadiri training dakwah yang dilaksanakan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen Dakwah (MD) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin, Minggu (25/09/2022). | Foto : Washilah-Bulqis Latifa Wahab

Washilah – Islam adalah agama dakwah. Asal usul Islam berawal dari kegiatan dakwah oleh Nabi Muhammad SAW. Hal itu disampaikan Ust. Muammar Tauhid S Sos saat menghadiri training dakwah yang dilaksanakan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen Dakwah (MD) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin, Minggu (25/9) lalu.

Dakwah Islamiah, kata Muammar Tauhid harus berlandaskan pada amar ma’ruf nahi mungkar atau yang berarti mengajak ke jalan yang benar dan menjauhkan dari keburukan. 

Menurut alumni Manajemen Dakwah UIN Alauddin itu, dasar hukum dakwah dibagi menjadi dua, yakni dakwah yang sifatnya fardhu kifayah dan fardu ain

“Fardu kifayah ditujukan kepada orang-orang awam, setiap melihat keburukan silahkan ditegur dan Fardu Ain wajib bagi orang-orang yang mendalami ilmu agama,” jelasnya. 

Ia juga mengatakan, menjadi seorang da’i atau pendakwah bukanlah perkada mudah. Ada empat sifat yang harus dimiliki seorang da’i. keempat sifat itu antara lain fathonah (cerdas), siddiq (jujur dan benar), amanah (dapat dipercaya),dan tabligh (menyampaikan). Selain itu, seorang da’i serasa memposisikan diri di antara surga maupun neraka sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Ash-Shaff: ayat 2.

 “Wahai orang-orang yang beriman, mengapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?” 

Dari ayat tersebut, Muammar menyimpulkan bahwa menjadi da’i tanpa adanya amalan mengenai apa yang ia sampaikan maka sama saja orang itu sedang berdusta. 

“Sebenarnya tidak jadi masalah asal diikuti dengan usaha. Tetapi, alangkah lebih baik ibda’ binafsi (kembalikan ke diri),” tambahnya.

Memanfaatkan Media Sosial

Muammar Tauhid menilai, saat ini segala sendi kehidupan sudah tersentuh oleh digitalisasi. Untuk mewujudkan dakwah yang mudah diterima oleh semua kalangan di era digital juga bisa dilakukan melalui berbagai aplikasi yang tersedia maupun media sosial. Walaupun, kata dia banyak kemudaratan yang ada di sosial media.

Kemudharatan itu, kata Muammar dapat disaring dengan metode dakwah. Ia membagi beberapa metode yang dapat diterapkan dalam berdakwah, yakni dakwah bil qalam, bil lisan, dan bil hal

“Dakwah bil qalam merupakan dakwah yang menggunakan pena atau tulisan. Bil lisan adalah dakwah yang disampaikan secara lisan melalui seruan. Bil hal adalah dakwah yang disampaikan dengan (mengutamakan) perbuatan,” jelasnya. 

Penulis : Bulqis Latifa Wahab (Magang)

Editor : Jushuatul Amriadi 

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami