Oleh: Charissa Azha Rasyid
Kasus pelecehan seksual bak sumur tak kunjung kering, bak tambang yang tak habis dikeruk, sementara segala bentuk kekerasan seksual memang menimbulkan trauma fisik dan psikologis bagi para korbannya.
Bahkan, trauma tersebut bisa tetap ada dan melekat dalam pikiran, tubuh, serta jiwa seseorang dalam berbagai cara meski peristiwa kekerasan tersebut telah lama terjadi.
Lalu, bagaimana menangani trauma tersebut?
Dengarkan Korban, Ciptakan Ruang Aman
Jika kamu mendapati korban yang menyatakan mengalami kekerasan seksual, maka sikap pertama yang harus kamu lakukan adalah mendengarkannya. Jangan langsung mengintimidasi bahkan membungkamnya. Beri kesempatan korban untuk berbicara sambil mengawal proses pelaporannya sampai bisa dibuktikan.
Menjadi Pendengar yang baik dan Peduli
Tunjukkan kepada dirinya bahwa anda peduli secara tulus tanpa ada tanggapan atau respons yang memojokkan dirinya.
Korban perlu waktu untuk memproses semuanya dan jangan paksakan respons kita kepada korban. Karena setiap korban memiliki waktu dan cara yang berbeda dalam menghadapi kejadian tersebut
Berikan Dukungan Berkelanjutan
Cara mendukung korban kekerasan seksual yang terakhir yaitu dengan memberikan dukungan berkelanjutan.
Kawan-kawan juga bisa menanyakan apakah mereka membutuhkan bantuan profesional untuk membantu proses penyembuhan. Jika iya, Anda bisa mencarikan beberapa rekomendasi perawatan, seperti psikoterapi, terapi seks, kelompok pendukung, atau kontak profesional yang bisa dihubungi. Dalam hal ini, Anda perlu memberikan ruang leluasa bagi korban untuk menentukan keputusannya sendiri.
Jangan memaksa mereka jika mereka belum siap atau mau untuk mencoba perawatan.
*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar semester V.