Washilah – Laboratorium Ilmu Politik UIN Alauddin Makassar bekerjasama dengan InMind Institute Universitas Indonesia (UI) menggelar seminar membahas masa depan Politik Islam, melalui Aplikasi Via Zoom, Rabu (30/09/2020).
Kegiatan yang bertajuk Masa Depan Politik Islam dalam Merajut Semangat Kebangsaan merupakan rangkaian dari Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK) Program Studi (Prodi) Ilmu Politik Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Poitik UIN Alauddin Makassar.
Ketua Prodi Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam UI Yon Machmudi dalam pemaparannya, membagi dua model yakni Model Lama dan Baru. Menurutnya, Politik dan Islam tidak bisa dipisahkan.
“Model lama menunjukan kategori kelompok oposisi, mendukung rezim atau otoritarian. Model baru bisa dilihat melakukan koalisi dengan kelompok lain dengan isu kebangsaan politik Islam mendorong warna dalam dinamika kebangsaan walaupun kita melihat perihatin polarisasi diantara kubu yang ada,” jelasnya.
Dia menambahkan, saat ini model baru Politik Islam sudah mewarnai parlemen dan pemerintah. “Masa depan politik Islam adanya kerjasama membangun dinamika kebangsaan. Naiknya Islam Politik model lama, ketika rezim mengalami kegagalan penguasa dalam meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan.
Sementara itu, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Prof Muhammad M Si mengatakanPolitik Islam ada satu hal tidak perlu membuat berbeda Allah menggaransi Islam agama unggul.
“Islam itu adalah agama yang sangat damai namun ad satu dua tiga orang oknum manusia tidak tegak lurus. Islam ini ditegakkan sebagai amar makruf nahi mungkar,” ujarnya.
Terakhir, Kepala Lab IPO Dr Anggraini Alamsyah mengucapkan terima kasih para narasumber atas partispasinya dalam kegiatan tersebut.
“Ini pertemuan pertama dan terima kasih mau bekerjasama. Menyambut semoga menjadi penyemangat keilmuan tidak hanya lima tahun tapi merambah ke masyarakat penyemangat ditengah Pandemi, terus belajar menghalangi Sarjana Ilmu Politik,” bebernya.
Penulis: Muhammad Aswan Syahrin