Washilah – Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Alauddin Makassar, Junaidi menilai Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) miskin kreatifitas. Hal ini disampaikan setelah mengikuti rapat persiapan PBAK tahun akademik 2019/2020 di Ruang Rapat Lantai I Gedung Rektorat, Kamis (15/08/2019) lalu.
Junaedi mengatakan sikap birokrasi terlalu jauh mengintervensi persoalan kemahasiswaan, khususnya pada penyambutan mahasiswa baru.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) itu mengingatkan birokrasi kampus agar tidak membatasi ruang gerak lembaga kemahasiswaan dalam penyambutan.
“Lembaga kemahasiswaan menawarkan konsep yang lebih untuk selangkah lebih maju daripada PBAK tahun sebelumnya tetapi permintaan itu tidak diindahkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia memberi contoh tindakan represif yang dilakukan birokrasi. Misalnya, kepanitiaan PBAK tahun ini didominasi pegawai dan dosen, sehingga keterlibatan mahasiswa dalam kepanitiaan terasa dikekang.
“Contohnya kepanitiaan PBAK, itu lebih banyak dari unsur dosen dan pegawai daripada mahasiswa, PBAK tahun 2019 ini masih sama konsep tahun sebelumnya, sehingga ini saya anggap tidak mengalami kemajuan malah jalan ditempat,” tutupnya.
Penulis: Viviana Basri
Editor: Muhammad Aswan Syahrin