Karya | Mutmainnah Syam
jurusan peradilan agama
Tak ada yang tau saat kau mengeluh
Tak ada yang tau saat kau merintih
menempuh langkah tak tentu arah
Melawan arus debu jalan yang mengepung mata
Tidurmu hanya diatas tanah
beralaskan puing-puing penderitaan
Saat itu hanya bumi yang menjadi saksi
Saksi yang hanya diam membisu
Tak ada daya untuk merangkul tanganmu
Sementara ada saudara sedarah
Berjalan mengitari tubuhmu
Menoleh sesaat…..
Lalu mengumbar senyum unutukmu
Senyum ramah menertawaimu
Makanmu sesaat tiga hari sekali
Itupun kau tukar dengan keringat bercucuran
Mengangkat kedua telapak tanganmu
Menanti sekeping logam jatuh menempa jari-jarimu.
Setiap perutmu kosong
Hatimu melafalkan kesakitan
Mengadu jalan hidup pada yang kuasa
Membaca surat keadilan dengan yang lebih darimu
Wahai orang-orang berdasi….
Wahai orang-orang berdasi….
Tidak teririskah hatimu melihatnya
Terterbelenggu dicelah-celah kemiskinan, dan didera kelaparan?
Tidak sadarkah engkau akan si jingga yang menyaksikanmu
Saat hak si miskin kau jadikan menu malammu
Tanpa memperdulikn semut yang banting tulang
Memanjakan ibu pertiwi
Dengan mempertaruhkan jiwa dan raga
Melawan debu yang mengusik
Dan senja yang menghanyutkan
Rakyatmu kelaparan…..
Rakyatmu terlantar ……
Rakyatmu merintih…..
Rakyatmu menanti kasih sayangmu