Jiwa yang Pincang

Facebook
Twitter
WhatsApp
Ilustrasi: Pinterest.com

Oleh: Iqbal Mufid

Sore membangunkanku dari lelap
Entah apa yang harus kuperbuat
Hingga langit mendatangkan gelap
Terlintas sesuatu di benakku menggugat

Aku keluar dengan pikiran halai-balai
Kulewati jalanan penuh debu membelai
Sampailah aku di gedung terbengkalai
Kuhasut teman mengikutiku dengan lihai

Menuju kampus peradaban di sana
Pikiran menuntunku penuh hasrat
Gelisah tak tertahankan meronta
Akhirnya disambut dengan suka cita

Oleh sekelompok insan yang sedang berbincang
Aku berjalan menuju mereka dengan setengah pincang
Melewati segelintir jiwa yang renggang akan ibadah
Di bawah gemerlap awan yang mulai redup membawa renjana

Bersuka ria tanpa rasa muak dihantui nabastala yang mulai mendengungkan panggilan-panggilan kebajikan
Begitulah insan yang lara

*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami