Washilah – Sejumlah Mahasiswa UIN Alauddin Makassar, yang mengatas namakan Aliansi Mahasiswa UINAM (AMUK) menggelar aksi demo di depan kampus I UIN Alauddin. Aksi itu langsung mendapat perhatian dari puluhan mahasiswa, karena titik kumpul massa dimulai dari kampus II hingga pada titik demo tepatnya di kampus I, Jumat (22/03/2019).
Aksi itu digelar sebagai bentuk kritikan kepada pihak Universitas, karena mereka merespon pernyataan Prof Mahfud MD yang menyatakan bahwa ada jual beli dalam pemilihan Rektor pada tahun 2014 di Kampus Peradaban.
Dalam aksi tersebut para Mahasiswa
mengajukan beberapa tuntutan yakni: Meminta kepada Rektor UIN Alauddin Makassar untuk mengadakan konferensi pers secara terbuka, mendesak Prof Mahfud MD untuk membuktikan pernyataannya dan mendesak KPK untuk menyusut kasus jual beli jabatan Rektor, dan cabut PMA 68 Tahun 2015.
Ketua Dewan Mahasiswa Universitas (DEMA-U) UIN Alauddin Makassar, Junaedi dalam orasinya mengatakan mahasiswa inginkan pihak kampus adakan konferensi pers secara terbuka untuk menjawab pernyataan Prof Mahfud MD.
“Kami menginginkan adanya konferensi pers secara terbuka dari pihak rektorat, supaya pernyataan Prof Mahfud MD terjawab”, ungkap Junaedi.
Lanjut, Ia juga mendesak KPK untuk menyusut kasus jual beli jabatan Rektor di UIN Alauddin.
“Kami berharap semoga KPK mengusut tuntas kasus jual beli jabatan di kampus UIN Alauddin Makassar,” ujarnya.
Mahasiswa juga mengkritik Kementerian Agama terkait dengan adanya PMA No 68 Tahun 2015, yang mematikan demokrasi universitas.
Cikang salah satu mahasiswa, dalam orasinya mengatakan bahwa seharusnya kampus bersih dari permainan politik.
“Memang tak ada abadi dalam politik kecuali sebuah kepentingan. Dan kasus pemilihan rektor menjadi perhatian lebih. Lingkungan kampus seharusnya bersih dari permainan politik,” jelasnya.
Katanya lebih lanjut, kalau pengajaran seperti itu diajarkan ke mahasiswa, maka sesuatu yang wajar jika terjadi konfik yang besar nanti.
Menanggapi hal itu, Jendral Lapangan Aswar Aras mengungkapkan kita menuntut untuk kemudian pihak birokrasi kampus kemudian mengadakan konferensi pers secara terbuka.
“Kalau persoalan masalah tidak terlibatnya birokrasi kampus, toh kenapa sampai hari ini belum ada pernyataan secara terbuka yang disampaikan, karena kalau tanggapan ngawur saja yang disampaikan oleh Pak Rektor itu belum bisa membuat mahasiswa UIN terima bgitu saja dari pernyataan Mahfud MD,” ungkapnya.
Penulis: Muhammad Junaedi
Editor: Dwinta Novelia