Washilah — Aliansi Mahasiswa Dakwah lakukan aksi demonstrasi di pelataran Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK). Aksi tersebut direspon oleh pihak kampus dengan menggelar audiensi di Lecture Teater (LT) FDK, Kamis (3/7/2025).
Berdasarkan surat pernyataan yang dikeluarkan oleh Aliansi Dakwah, terdapat lima tuntutan yang mereka gaungkan. Salah satunya tentang transparansi anggaran.
Wakil Dekan 2, Rahmawati Haruna menjelaskan bahwa setiap lembaga mendapat dana sebesar 2 juta, kecuali Jurnalistik yang hanya tersisa 500 ribu.
“Ada yang bersumber dari dana prioritas yang bisa kami berikan sebesar 2 juta per lembaga. Kecuali Jurnalistik yang jatahnya tinggal 500 ribu karena telah melakukan kegiatan sebelum efisiensi,” ucapnya.
Sontak, mahasiswa protes terhadap ungkapan tersebut. Karena menurut mereka dana yang digunakan saat upgrading bukan dari kampus.
“Sebelumnya, Jurnalistik tidak ada peminjaman dana di Dempole (bendahara fakultas). Saya bersama kajur saya datang untuk peminjaman tempat,” ujar salah satu mahasiswa Jurnalistik.
Ungkapan kekecewaan pun dilontarkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Universitas, Mahadir, yang juga mahasiswa Dakwah. Ia kecewa atas ketidakpercayaan pimpinan kepada mahasiswa terkait hal tersebut.
“Jelas di sini bahwa mahasiswa tidak dipercaya oleh pimpinan. Langsung divalidasi tanpa mempertimbangkan mahasiswa,” ungkapnya dengan kecewa.
Sementara itu, Ketua Dema FDK, Ahmad Nur, ikut bersuara terkait pengambilan dana.
“Dema FDK tidak pernah sama sekali melakukan pengajuan pengambilan dana kepada pimpinan,” terangnya.
Dekan FDK, Rasyid Masri, menyangkal pernyataan tersebut. Dia mengatakan bahwa sudah ada proposal yang masuk dan memperlihatkan secara langsung proposal permintaan anggaran di hadapan para audiens.
Situasi semakin memanas, perdebatan dari kedua belah pihak terus berlanjut, hingga akhirnya Rasyid menutup audiensi ini secara paksa.
Penulis: Andi Abhar (Magang)
Editor: Nur Rahmah Hidayah