Washilah – Selasa siang, di bawah rindangnya pepohonan Taman PLN UIN Alauddin Makassar, sederet mahasiswa berkumpul. Mereka datang untuk “tumbuh liar” dalam Festival Literasi.
Jika dihitung-hitung, barangkali jumlahnya lima puluh mahasiswa. Minat mereka tertuju pada semangat literasi yang tumbuh sejalan dengan alam, menciptakan harmoni antara kesadaran lingkungan dan budaya membaca yang semakin berkembang. Sebagaimana makna tema yang diusung dalam kegiatan tersebut.
Kata Pegiat Literasi Kampus, Kardiman Aksah, sebanyak 500 buku disediakan. Buku demi buku dibaringkan rapi di atas kursi-kursi taman.
Bukunya beragam. Dar berbagai penerbit independen yang menampilkan berbagai genre. Mulai dari sastra hingga filsafat, dari karya lokal hingga internasional.
Beberapa pengunjung tampak sibuk memilih judul buku yang cocok. Beberapa lagi terlihat membeku dan dengan seksama menikmati bacaannya.
Sementara itu, ada yang bersantai menikmati pertunjukan seni di atas panggung.
Di panggung utama, sederet penampilan dari penyair hingga penyanyi membuat festival telah siap disuguhkan. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah Bung Riko.
Diiringi suara biola yang lirih, Bung Riko menampilkan lagu dengan topik penindasan. Ia berteriak lantang “orang-orang merasakan penindasan.”
Suaranya yang menggelegar disertai alunan nada biola berhasil membungkam penonton. Mereka terdiam dalam kekaguman.
Tidak hanya menyajikan penampilan di atas panggung saja, di sisi kiri taman, terdapat sebuah spanduk putih terbentang lebar. Siapa saja boleh untuk melukis apa pun yang mereka inginkan.
Penulis: Nandya Fitri Ramadhani (Magang)
Editor: Sriwahyuni