Washilah — Sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas Makassar lakukan aksi demonstrasi mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) di bawah Fly Over, Makassar, Kamis (22/08/2024).
Massa terpantau memadati fly over pada pukul 14.07. Mulanya, massa aksi melakukan orasi di bawah jalan fly over kemudian menuju depan gerbang Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi. Di sana, mahasiswa dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Universitas Negeri Makassar (UNM) berkumpul membentuk lingkaran diisusul massa aksi Universitas Hasanuddin (Unhas).
Toa berpindah dari tangan ke tangan. Orator dari setiap universitas silih berganti membakar semangat dan kemarahan massa aksi.
Salah seorang orator dari Unhas menjelaskan bahwa aksi kali ini dilakukan dan dihadiri oleh ribuan mahasiswa dari berbagai universitas. Menurutnya, aksi kali ini dilakukan bukan hanya karena keputusan MK yang akan dianulir oleh DPR, tetapi juga membawa tuntutan agar DPR tidak semenah-menah membuat regulasi baru yang membatalkan putusan MK.
Ia juga menilai jika demokrasi di negara Indonesia akan terdegradasi oleh perilaku DPR yang diisinyalir juga berkaitan dengan upaya Presiden Joko Widodo mengamankan kursi dinasti politiknya.
“Kita akan lawan dinasti politik Jokowi,” teriak orator bersama dengan gemuruh massa aksi menyebut nama Jokowi.
Sejalan dengan itu, salah satu orator beralmamater oranye, daram orasinya sebut bahwa Indonesia adalah negara demokrasi namun masih jadi sarang perkembangbiakan politik dinasti.
“Mari jatuhkan rezim yang memperkosa konsep hukum yang hancur di Indonesia,” tegasnya.
Tambahnya, ia juga menegaskan bahwa aksi kali ini membuktikan, masih ada para pejuang masa kini yang berusaha mempertahankan kedaulatan di negeri ini.
Tak hanya skala nasional, krisis demokrasi juga terjadi di lingkup kampus. Hal tersebut disampaikan oleh orator yang mengaku mahasiswi UIN Alauddin Makassar
Ia memulai orasinya dengan mengucapkan “Innalillahi wainnalillahi rojiun”. Menurutnya matinya demokrasi di UIN Alauddin Makassar, terlihat dari intimidasi terhadap mahasiswa UIN Alauddin Makassar.
Ia menerangkan jika saat ini mahasiswa UIN Alauddin Makassar tengah dilanda krisis demokrasi sejak dikeluarkannya Surat Edaran Nomor 259 Tahun 2024 tentang ketentuan meyampaikan aspirasi lingkup kampus peradaban oleh Rektor Hamdan Juhannis.
“DImana saat ada 17 orang yang di skors karena menyampaikan aspirasi mereka di depan Rektor UIN Alauddin,” tuturnya.
Penulis : Sappe (Magang)
Editor: Sriwahyuni