Strategi Komunikasi Efektif di Era Digital 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Devo Khaddafi saat membawakan materi pada Seminar Nasional di Gedung Rektorat LT.4 Senin (28/11/2022). | Foto : Washilah - Ahmad Bilal

Washilah – Pukul 05.54 WITA, masuk notifikasi yang terlihat di layar hp saya. Saat saya baca, ternyata teman saya mempertanyakan sebuah kepastian dari ketua tingkat terkait perkuliahan hari ini. Pasalnya, Pukul 08.00 WITA mendatang, jurusan akan melaksanakan seminar nasional di Ruang Rapat Senat Lt. 4 Rektorat UIN Alauddin Makassar. Dalam kegiatan tersebut Prodi Ilmu Komunikasi bekerja sama dengan BPC Perhumas Sulawesi Selatan.

Satu jam kemudian, ketua tingkat mengirim pesan terusan dari dosen bahwa perkuliahan hari ini diganti dengan mengikuti seminar nasional. Saya terbangun dari kasur gepeng berbulu, bergegas untuk bersiap-siap.

Saat sampai di Gedung Rektorat, saya mempercepat langkah kaki. Sayasudah telat 30 menit. Sebelum masuk ke ruangan, registrasi adalah hal yang wajib. Selesai registrasi saya masuk ke ruangan dan duduk di barisan kursi paling tengah. Saya kira saya sudah telat, ternyata panitia masih berlalu lalang di depan, berbincang singkat bersama panitia lainnya dengan muka serius, saya tidak tau mereka sedang mendiskusikan apa.

Pukul 09.30 WITA Master Of Ceremony (MC) memulai acara. Tarian empat etnis, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, serta lontaran kata-kata dari Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), dan Wakil Rektor Satu UIN Alauddin Makassar menjadi sambutan dalam acara tersebut.

Selesai sambutan. Moderator mengambil alih dan mempersilahkan pemateri untuk memberikan materi terkait tema “Peran Komunikasi Kehumasan dalam Penanganan Krisis Global”. Pemateri yang dimaksud merupakan ketua BPC Perhumas Sulawesi Selatan, Devo Khaddafi. 

Materi yang dibawakan yaitu terkait Strategi Komunikasi Kepariwisataan. Di atas mimbar kecil, ia mengatakan kegiatan ini dilakukan di kampus agar mahasiswa mendapatkan gambaran seperti apa dunia kerja di era digital seperti sekarang ini.

Apalagi pada saat pandemi Covid, kepariwisataan mengalami hambatan yang buruk sehingga dinas kepariwisataan membuat strategi komunikasi untuk mengatasi hal tersebut.

“Kenapa kita perlu membangun sebuah strategi komunikasi yang efektif? Karena sehebat apapun tindakan sebuah instansi atau organisasi lakukan, tapi tidak melakukan komunikasi yang efektif, maka tidak akan memberikan impact sebesar yang kita inginkan,” ucapnya sambil menggerakkan tangannya.

Bagaimana cara menyusun komunikasi yang efektif? Tanya Devo Khaddafi sekaligus dijawabnya sendiri. Kata dia, untuk membuat sebuah kegiatan besar seperti kreasi fest, maka agendanya harus jelas, narasumbernya jelas, pengisi acaranya jelas, sumber pendanaannya jelas, dengan melalui perencanaan matang. Semua dipersiapkan agar kemasan agendanya bagus.

Lanjut, kalau sudah sepakat membuat sebuah kegiatan, maka harus ada konsep yang disepakati oleh semua anggota.

“Harus ada konsep yang disepakati oleh semua anggota, jangan sampai satunya jalan ke arah Maros, satunya ke arah Gowa, satunya lagi naik ke arah Sinjai. Akhirnya semuanya tidak ada yang ketemu,” jelasnya dengan perumpamaan.

Terakhir ia berharap, melalui kegiatan ini mahasiswa mendapatkan sebuah gambaran bagaimana dunia kepariwisataan di Sulawesi Selatan.

Kurang lebih dua jam membawakan materi, Devo Khaddafi pun mengakhiri gagasan-gagasannya. Beberapa peserta yang menunjukkan wajah kusut dengan tangan menjadi tumpuan kepala seketika langsung memperbaiki posisi ketika melihat makanan datang dibawakan oleh panitia.

Penulis : Desviana (Magang)

Editor : Jushuatul Amriadi

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami