Washilah – Sejumlah Mahasiswa UIN Alauddin Makassar rutin mengadakan lapak baca setiap Senin sampai Jumat di depan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Lapak baca yang diberi nama Rumah Baca Pustaka Kampus ini diinisiasi tiga Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Mereka adalah Muslimin, Nanda, dan Iskandar. Ketiga mahasiswa angkatan 2018 itu meresahkan budaya literasi yang mulai terlupakan.
“Makanya untuk bangun kembali budaya literasinya mahasiswa, kami buat ini untuk mengingatkan bahwa harusnya mahasiswa itu dekat dengan buku,” kata Iskandar.
Selain membangun kultural lapak baca, Iskandar mengatakan, Rumah Baca Pustaka Kampus hadir sebagai kritikan ke lembaga lain yang mengabaikan kegiatan lapak baca.
“Karena jarang maki lihatki organisasi-organisasi membuat kegiatan lapak baca,” tambahnya.
Rumah Baca Pustaka Kampus ini mendapat respon positif di kalangan mahasiswa yang gemar membaca. Salah satunya Indah lestari. Ia merasa dimudahkan untuk mencari buku-buku yang dibutuhkannya.
“Banyak juga buku-buku lain yang judulnya menarik untuk dibaca tanpa menyusahkan kita mencari-cari karena sudah disediahkan dan dipamerkan,” katanya.
Mahasiswi Jurusan Matematika, Imelda juga mengatakan lapak baca tersebut menarik karena diadakan di tempat terbuka yang membuat para pembaca merasa nyaman dan sejuk.
Untuk orang-orang yang ingin bergabung, Muslimin mengatakan, tidak membatasi bahkan mengajak siapa pun untuk ikut terlibat.
“Di sini bukan cuma untuk teman-teman yang ada di Jurusan PAI, tapi keseluruhan jurusan itu bisa bergabung. Intinya yang mau membaca ya kemari,” tuturnya.
Ia berharap, Pustaka Kampus tersebut dapat memberikan manfaat untuk mahasiswa.
“Karena ya kalau kita melihat hasil riset bahwa Indonesia itu sebenarnya minat bacanya paling rendah kedua dari negara-negara yang lain. Maka dari itu teman-teman inginkan semoga gerakan-gerakan seperti ini, budaya literasi di kampus UIN itu mulai muncul lagi dan teman-teman mahasiswa tidak apatis dalam melihat segala gejolak atau problema yang ada di kampus,” harapnya.
Penulis : Muhammad Ariskah (Magang)
Editor : Jushuatul Amriadi