Gelar Dialog dan Bukber, DEMA FSH Bahas Kartini dan Gerakan Perempuan

Facebook
Twitter
WhatsApp
Terlihat Khalifah Wini Mujaddidah akbar (mengenakan kerudung merah) tengah menyampaikan materinya saat dialog berlangsung pada Senin (26/04/2021).

Washilah – Adakan dialog dan Buka puasa bersama Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) bahas “Api Kartini dan Gerakan Perempuan Kontemporer” bertempat di Ruangan Lt. FSH, Senin (26/04/2021).

Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memperingati hari Kartini serta mempererat hubungan masyarakat FSH.

Dalam kegiatan Diaolog itu menghadirkan Khalifah wini mujaddidah akbar S.H (Demisioner Ketua Sema Fsh 2019-2020), Andi sri Wulandari S.IP (Penggiat Gerak Perempuan), Nur Aeni (Srikandi Makassar), Yustya Dwi Nani Wibowo S.H (Ketua Kohati HMI Komisariat Syariah dan Hukum), dan di pandu oleh moderator Alfiani (Pengurus Dema Fsh Bidang Keperempuanan) sebagai narasumber.

Muh. Vikram Syahrir As selaku ketua DEMA FSH menjelaskan tujuan dari diadakannya dialog dan bukber tidak lain adalah untuk menghidupkan kembali semangat perempuan untuk lebih produktif mengemukakan gagasan dan mengambil banyak peran di era moderen.

“Dialog Keperempuanan di laksanakan guna memperingati hari Kartini, selain itu tujuan utama dialog tersebut guna proses penyadaran kaum perempuan agar lebih produktif dalam persoalan gagasan dan implementasi pada zaman modern hari ini,” jelasnya.

Lebih lanjut, Muh. Vikram mengatakan selain alasan menghidupkan semangat perempuan diadakannya buka puasa bersama ini juga untuk membangun kembali semangat kekeluargaan antar masyarakat FSH.

“Buka puasa bersama di selenggarakan di area fakultas fsh guna membangun kembali semangat kekeluargaan pada tataran Masyarakat Fsh, dan lebih mengenalkan kultur yang ada pada lingkup syariah dan hukum,” lanjutnya.

Berbicara tentang perempuan di Indonesia, sosok Kartini lebih erat dalam histori sejarah bangsa ini, Berikut tanggapan beberapa narasumber.

Nur Aeni, mengatakan perempuan hari ini tidak harus menjadi Kartini, tetapi perempuan hari ini harus memahami kondisi zaman dan hal apa yang harus dilakukan.

“Sosok Perempuan pejuang bukan hanya Kartini semata, Kartini lebih familiar Karena kalangan bangsawan, namun perempuan hari ini yang harus di pahami adalah bagaimana historis dari sebuah perempuan, Jangan sampai kita perempuan namun kita selalu mengikuti arus dan perintah dari kaum patriarki,” ungkapnya.

Khalifah Wini mujaddidah akbar menjelaskan bahwa tidak bisa dipungkiri perempuan yang hari ini duduk di bangku parlemen mereka adalah kalangan kaum Borjuis (kelas masyarakat menengah ke Atas).

“Mereka tentu tidak peduli dengan ketimpangan yang menimpa perempuan hari ini, bahkan rakyat yang berada di kelas menengah ke bawah itu mereka acuhkan juga. Karena mereka lebih mengutamakan kepentingan oligarki tidak peduli kaum feminis maupun kaum patriarki,” tegasnya.

Penulis : Al-Kautsar Taufik (Magang)

Editor : Ardiansyah

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami