Washilah – Perkuliahan online (daring) yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan dosen di UIN Alauddin Makassar membuat beberapa mahasiswa mengeluhkan sistem yang belum efektif, Sabtu (28/03/2020).
Pelaksanaan kuliah daring untuk dosen dan mahasiswa merupakan imbauan dari Rektor UIN Alauddin makassar dalam upaya pencegahan penyebaran Pandemi Virus Corona di Lingkungan UIN Alauddin Makassar.
Salah satu mahasiswa jurusan Sosiologi Agama, Risma R mengatakan kuliah online yang berjalan kurang lebih 2 minggu ini belum efektif.
“Sayangnya pihak birokrat belum memenuhi syarat untuk kuliah online dimana estimasi dana bisa minim digunakan. Contoh aplikasi Lentera UIN kelihatan amburadul atau mungkin saja banyak yang belum mengerti dengan baik atau belum biasa menggunakannya,” ujarnya.
Senada dengan itu, salah satu mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam, Aksan Dandi Aditya mengungkapkan kendala-kendala mahasiswa dalam melaksanakan kuliah online.
“Perkuliahan online ini belum efektif, karena pihak pimpinan tidak melihat kondisi mahasiswa yang ekonominya dibawah rata-rata. Salah satu kendala adalah jaringan internet yang susah dijangkau, karena kebayakan mahasiswa itu rumahnya di pedesaan yang belum terakses oleh jaringan,” ucapnya.
Lanjut, ia menambahkan beberapa dosen yang memberikan tugas tanpa adanya pertimbangan.
“Saran saya cukup memberikan materi dan jelaskan secara detail, setelah itu lemparkan kepada mahasiswa apa yang belum dipahami, jangan hanya buka grub dan langsung memberikan tugas kepada mahasiswa,” paparnya.
Beberapa mahasiswa juga mengeluhkan penggunaan kuota internet yang lebih besar saat ini dan meminta kebijakan dari pimpinan kampus untuk memberikan subsidi kuota internet bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar.
Menanggapi keluhan-keluhan mahasiswa, dosen Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik (FUFP), Dr Muhaemin Latif menjelaskan penyebab keluhan mahasiswa tersebut.
“Ada beberapa kemungkinan penyebab keluhan itu. Pertama, mungkin karena memang mahasiswanya agak malas, bagi mahasiswa seperti ini, tugas itu menjadi beban berat buat mereka. Kedua, mungkin juga karena dosennya tidak menjelaskan lebih awal materinya, langsung memberikan tugas saja kepada mahasiswa, ini juga jadi masalah, karena tidak terjadi komunikasi yang baik antara mahasiswa dengan dosen, terutama dalam sistem daring ini,” jelasnya.
Tambahnya lagi, kuota internet memang menjadi persoalan mahasiswa saat ini. Kebutuhan internet yang meningkat, dan tidak semua mahasiswa yang sama dari segi ekonomi.
“Jadi begini, menurut saya perkuliahan daring ini mau tidak mau harus dilakukan, karena kondisi yang memaksa. Jadi menurut pengalaman, saya tidak memakai sistem online conference, seperti zoom, lentera atau aplikasi lain. Saya cukup melalui diskusi di group whatsapp, memang agak riskan karena kita tidak bisa memantaui keaktifan mereka, tetapi ini bisa menjawab keluhan kuota internet mahasiswa,” jelas dosen sekaligus Direktur International Office UIN Alauddin Makassar ini.
Penulis: Lismardiana Reski
Editor: Rahmania