Pita suara tiada kau jamahi,
Kenapa semua semata-mata mendengarkanmu.
Kau jauh dari pemangku jabatan,
Kenapa semua patuh padamu.
Apa mantra sihirmu?,
Membuat buta hanya mencarimu.
Janji apa kau utarakan?,
Membuat seorang menangis kehilanganmu.
Kemana dunia nyataku?,
Kenapa pentas opera terngiang di kepalaku?.
Hembusan nafasku terbuang percuma memandangimu.
Sadarlah…!
Setamak itu kau,
Pikirmu bisa merubah semesta dengan keelokanmu?.
Merasa paling berkuasa sebab tak. seorangpun lupa padamu?.
Ku mohon keluarkan aku dari negeri fana mu.
Bebaskan aku dari jagat kesempurnaanmu.
Ku akui kau penuh kepuasan duniawi.
Tapi tak seharusnya membunuh sang jiwa simpati.
Kejam kau….
Merenggut setiap detik waktuku.
Mencuri arti pertemuan berhargaku.
Kembali saja kau!
Ke zaman kelam mu,
dan ku kembali ke masa terindahku.
Akankah kecanggihanmu mengekang manusia?,
Atau manusia mengendalikanmu dengan kebijaksanaannya?.
*Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Semester III