Washilah — Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Budaya (SB) eSA berkolaborasi dengan Mahasiswa Pencinta Alam Sultan Alauddin (Mapalasta) dalam rangka memperingati hari bumi gelar refleksi hari bumi bertema “Transformasi Sosial di Bawakaraeng: Peluang dan Ancaman bagi Kelestarian Hutan”, di Lapangan Kampus II UIN Alauddin Makassar, Selasa (29/4/2025).
Kegiatan tersebut dikemas dengan beragam ekspresi seni dan diskusi kritis. Mulai dari mural bersama, teater monolog, jamming musik, hingga panggung bebas ekspresi menjadi bagian dari acara yang dibuka langsung oleh Kepala Bagian Kemahasiswaan.
Ketua Umum Mapalasta, Sandi Putra menekankan pentingnya kepekaan terhadap isu sosial yang semakin kompleks di tengah perubahan lingkungan. Ia menyebut, refleksi ini sebagai momen untuk mengasah kesadaran kolektif.
“Diskusi ini bertujuan agar kita dapat bagaimana kita menanggapi isu-isu sosial yang sedang berkembang sekarang,” ungkapnya.
Lanjutnya, bahwa diskusi ini diharapkan tidak hanya membangun relasi antar peserta, tetapi juga memperkaya pengetahuan seputar pelestarian lingkungan.
“Saya berharap dengan adanya diskusi ini kita dapat mengambil manfaat,” lanjutnya.
Senada dengan itu, Ketua Umum UKM SB eSA, Aidil berharap kegiatan ini mampu memberikan kesadaran yang lebih mendalam soal pemeliharaan bumi, bukan sekadar menjadi agenda tahunan tanpa dampak nyata.
“Semoga kegiatan ini bukan hanya sekedar seremonial tetapi punya efek kedepannya bagaimana kita memperhatikan bumi ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kabag Kemahasiswaan, Baharuddin yang hadir mewakili pimpinan kampus memberikan apresiasi terhadap inisiatif mahasiswa ini.
Ia melihat kolaborasi dua UKM ini sebagai langkah positif untuk memajukan kegiatan di bidang seni dan lingkungan.
“Ini adalah bagian dari suatu kegiatan untuk bagaimana kegiatan-kegiatan ini untuk ditingkatkan khususnya untuk memetik terkait dengan ada dua bidang ini yang pertama adalah seni yang kedua adalah Mapalasta,” tutur Bahar.
Lebih jauh, dirinya menilai kegiatan seperti ini menghadirkan momentum edukatif yang tepat untuk menggugah pemahaman tentang pelestarian bumi melalui pendekatan kreatif dan kolaboratif.
“Kemudian apa yang ada di depan kita ini, agar mengerti tentang bumi dan seperti apa melestarikannya,” tambahnya.
Penulis: Sahril
Editor: Hardiyanti