Washilah– Setelah lahan parkir dialihkan untuk bangunan mesjid baru di Universitas Islam Negeri (UIN) Samata, Gowa, mengharuskan pete-pete kampus berpindah tempat ke depan poliklinik.
Sejumlah sopir juga mengakui bahwa berdasarkan pidato Rektor beberapa waktu lalu kedepannya angkutan umum akan dilarang beroperasi. Tak hanya itu mereka kini mempertanyakan kejelasan tempat mereka untuk parkir.
Saat dikonfirmasi Pembantu Rektor (PR) II, Prof Dr Musafir Pababbari mengungkapkan, sebenarnya Pemerintah Daerah (Pemda) telah menyediakan terminal di luar kampus yang letaknya persis di sebelah kiri pintu II, tapi sayang tidak difungsikan. namun masalah itu sama sekali belum dibicarakan oleh birokrasi kampus.
Ia juga mengaskan selama ini memang tidak ada terminal kampus, jadi sulit dikatakan bahwa terminal akan ditiadakan. Di kampus juga tidak pernah ada yang namanya terminal angkutan umum, yang ada hanya sekumpulan angkutan umum yang mangkal di dalam kampus.
“ Selama ini terminal kampus memang tidak ada, jadi sulit dikatakan bahwa akan ditiadakan. Sama halnya jika kita melihat mahasiswa-mahasiswa yang memarkir motornya di pinggir jalan, lalu ada yang mengatakan itu tempat parkir. Karena itu sama sekali bukan tempat parkir yang disediakan kampus ”, tegasnya.
Saat dikonfirmasi mengenai terminal yang ada di pintu masuk kampus, seorang supir angkutan umum, Daeng Taba, mengatakan memang benar ada terminal di dekat pintu II yang dulu dibangun Pemda dan katanya memang sudah diambil alih oleh kampus.
“ Tidak menjadi masalah kalau kita dilarang lagi beroperasi di dalam kampus, kan itu jadi masalahnya Mahasiswa kalau jauh berjalan kaki untuk sampai di fakultasnya”. tuturnya.
Menanggapi perkataan dari supir angkutan kampus itu, Marsella, ikut mengeluh . “Itu akan sulit bagi kita mahasiswa kalau itu sampai terjadi, apalagi fakultas Tarbiyah yang letaknya paling belakang, sangat jauh untuk dijalani”. Tutur Mahasiswa Pendidikan Biologi itu.
Sebagian besar mahasiswa juga menyayangkan keputusan birokrasi kampus tentang pemindahan terminal angkutan umum. “ Kenapa tidak seperti Unhas saja, angkutannya memutar di dalam kampus sehingga mahasiswa tidak perlu bejalan kaki keluar ” tambah Munawwarah yang juga mahasiswa Fakultas Tarbiyah. (Nur Mustaqimah dan Abdillah)