UIN Sebagai Centre of Eccelence, Harus Ada Penguatan Ekspansi dan Networking

Facebook
Twitter
WhatsApp

Kamis, 19 Januari 2012 | Suryani Musi
PR II UIN Alauddin Makassar
Washilah Online-Demi terwujudnya Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar sebagai kampus peradaban  terkemuka dan centre of Excellence di kawasan timur Indonesia, maka ekspansi dan penguatan networking perlu  ditingkatkan. Hal tersebut dinyatakan oleh Pembantu Rektor II, Prof Dr Musafir Pababari ketika memberi sambutan di Seminar Nasional yang diadakan oleh Fakultas Syariah dan Hukum (FSH). Kegiatan tersebut dihelat di gedung Training Centre lantai VII kampus I UIN Alauddin, Kamis (19/01/2012).
“Seminar nasional ini merupakan respon positif dalam pengembangan UIN dalam bidang akademik dalam rangka menyongsong lahirnya satu fakultas baru yaitu fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,“kata Prof Musafir.
Baginya, di tengah percaturan global yang sangat kompetitif, kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan ditandai dengan keinginan untuk mendapatkan kesempatan pendidikan, sikap kritis dan espektasi mereka terhadap mutu pendidikan semakin tinggi. 
Hal tersebut kemudian berparalel dengan persaingan antarperguruan tinggi, sehingga perguruan tinggi yang kurang kompetitif akan ditinggalkan oleh masyarakat. Mantan Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat ini menekankan para pengelola dunia pendidikan dituntut untuk mampu memenuhi keinginan tersebut. Dunia perguruan tinggi yang garda depan pendidikan terutama menjadi agent of change harus dapat mengakomodir masyarakat tersebut.
Selain itu, ia juga menyinggung adanya gab (jarak) antara ilmu yang dikembangkan dari ayat Al-Qur’an menjadi ilmu keislaman dengan ilmu yang diperoleh melalui penelitian empirik atas fenomena sosial dan alam. Ia menawarkan dua metode untuk mempersempit gab tersebut, seperti melakukan reposisi ilmu-ilmu keislamn secara proporsional sebagai hasil ijtihad manusia sehingga selain berbicara tentang esensi wahyu, maka keberadaan ilmu-ilmu Islam tersebut bisa ditempatkan pada posisi yang tidak jauh, kalau tidak dikatakan sama dengan ilmu-ilmu umum. 
Selanjutnya, melakukan rekonstruksi keilmuan Islam yang dianggap baku untuk kemuadian disesuaikan dengan tuntutan yang ada. Ini dapat merupakan ijtihad baru sebagai konstrukasi ulang disiplin ilmu-ilmu keislaman.
 
“Dengan demikian, arah dan pengembangan keilmuan ke depan akan emmpertegas jati diri UIN sebagai lembaga Pendidikan Tinggi Islam, pengembangan ini harus dijaga agar tidak tenggelam dan menurunkan posisi dan menurunkan fakultas agama Islam seperti fakultas Syariah, Ushuluddin, Adab, dan Dakwah di tengah-tengah sekularisasi sains dari Barat,”imbuhnya lagi.

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami