Dr Fatwamawati Hilal : Gerakan Emansipasi Wanita Kadang Dimaknai Keliru

Facebook
Twitter
WhatsApp

Senin, 08/08/2011 | Suryani Musi

Washilah Online- Salah satu persepsi publik paling popular adalah anggapan bahwa makna emasipasi wanita adalah perjuangan kaum wanita demi memperoleh persamaan hak dengan kaum pria. Makna emansipasi wanita sebenarnya bukan demi memperoleh persamaan hak dengan kaum pria. Apabila hak kaum wanita disamakan dengan pria, malah akan merugikan pihak wanita! Sebaliknya, hak kaum pria, secara kodrati, juga mustahil disamakan dengan wanita, akibat realita kewajiban masing-masing jenis kelamin dengan latar belakang biologis kodrati yang tidak sama.

Hal tersebut disampaikan oleh Dr Fatmawati Hilal M Ag. Ketika membawakan ceramah di hadapan jamaah tarwih di masjid Kampus I Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Minggu (07/08/2011) malam.

”Kartini dulu berjuang hanya untuk meminta hak-haknya perempuan. Tidak seperti sekarang dari kaum perempuan yang yang menginginkan persamaan dalam segala hak dalam kehidupan. Banyak perempuan yang terkadang tidak mau mengurusi anak-anaknya lagi hanya karena tidak ingin badannya rusak. Jadi jangan heran ketika anak-anaknya seperti binatang karena kebanyakan minum susu binatang,” paparnya.

Secara kodrati, meski dipaksakan dengan cara apa pun, kaum pria tidak mungkin melakukan perilaku kodrati wanita, seperti menstruasi, mengandung, plus melahirkan, dan menyusui.

”Bisa kah kita mengatakan bahwa, paak…kita lagi yang mengandung. Kita lagi yang melahirkan. Tidak kan?”

Dr Dfatmawati Hilal menitip pesan kepada para perempuan aktifis bahwa ketika ingin menuntut hak-haknya kedepankan juga kewajibannya. Jangan sampai hanya lantang menyerukan persamaan hak dari segala rana kehidupan kemudian melalaikan kewajibannya. Kewajiban rumah tangga, kewajiban sebagai ibu, dan kewajiban sebagai istri.

”Laki-laki dan perempuan sama saja. Selalu minta hak baru lupa akan kewajiban,” tambahnya.

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami