Untuk menjadikan dari Timur Indonesia bangkit, Gubernur menekankan pada unsur rasa nasionalisme yang harus dipertahankan, dari Rektor UIN sendiri menginginkan dari segi pendidikan yang harus ditekankan. Dan, terobosan baru dari tokoh pemuda menginginkan kembalinya agenda reformasi.
“Selain dari unsur nasionalisme yang harus dikembangkan juga dari sektor pendidikan. Sektor pendidikan yang dimaksudkan di sini adalah mengenai demensi hati, demensi otak, dan behavior (tingkahlaku),” kata Gubernur ketika menjawab salah satu pertanyan dari perwakilan Dedikasi Muhammadiyah Buton yang bernama Ajnan ketika mempertanyakan indikator apa yang semestinya digunakan untuk menciptakan Indonesia Bangkit dari Timur.
Sebelum mengakhiri dialog tersebut, Rektor UIN Alauddin menyatakan bahwa sebetulnya ada yang hilang dari bangsa ini. Yakni karakter bangsa. Penegasannya jangan hanya pada konsep karakter tersebut dibikin akan tetapi juga pada segi aktionnya atau pelaksanaannya.
“Seribu kali melakukan seminar kemudian satu kali action itu sama sekali belum berarti,” tambah Rektor.
Dari tokoh pemuda menambahkan bahwa hanyaa ada dua modal besar untuk bangkit bagi para pemuda. Yakni modal pebgetahuan dan penguasaan informasi dan teknologi.
“Tidak ada artinya jadi aktivis jika tidak memiliki personal kapasity. Dari personal kapasty itulah yang akan menjadi modal dalam kekuasaan pemuda sekarang,” kata Asri Anas.