Jalur Alternatif Menuju Kampus Kembali Ditutup, Mahasiswa Kalangkabut

Facebook
Twitter
WhatsApp
Jalur alternatif di samping parkiran Fakultas Adab dan Humaniora pasca ditutup dengan tambahan besi pengaman. | Foto: Washilah-Arya Asb (Magang).

Washilah – Jalur alternatif penghubung antara kampus II UIN Alauddin dengan indekost yang berada di samping parkiran Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) kini kembali ditutup dengan besi pengaman. Hal ini dilakukan oleh pihak Satuan Pengamanan (Satpam) untuk membatasi mahasiswa melewati jalur tersebut.

Salah satu mahasiswa yang kerap menggunakan jalur itu, Isna mengatakan dirinya merasa terbantu dengan adanya jalur alternatif itu, sebab menjadi akses yang mempermudah dirinya menuju kampus.

“Karena dekat (dari indekost) dan membantu sekali ki untuk mahasiswa,” katanya pada Washilah, Rabu (6/9/2023).

Isna juga menambahkan dengan adanya jalur alternatif ini, dirinya hanya membutuhkan waktu singkat untuk sampai ke kampus. Berbeda saat ditutup, dirinya harus berjalan masuk melalui gerbang 2 UIN Alauddin Makassar.

“Sebelum ditutup itu, tidak sampai 5 menit ji ke kampus. Tapi semenjak ditutup harus ka jalan jauh kurang lebih setengah jam,” ucapnya.

Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora ini mengatakan, bahwa ia kembali memakai jalur alternatif tersebut di awal 2022 lalu, meski sebelumnya ditutup pada 2019 silam. Namun belum lama ini, Satpam mengambil inisiatif untuk menutup kembali jalur alternatif dengan besi pengaman.

Kepala Satpam UIN Alauddin, Syarifuddin mengklaim penutupan jalur alternatif tersebut dilakukan karena dapat mengganggu keamanan kampus. Selain itu, tindakan tersebut sebagai upaya mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

“Untuk mengantisipasi juga sebelum memakan korban, karena kan di situ mahasiswa lewat pakai susun batu, itu ditakutkan jangan sampai ada korban,” katanya.

Ia juga menyebut, penutupan jalur alternatif ini sudah dilakukan berkali-kali, namun selalu berhasil dibuka kembali.

“Pagar ini dibuka kembali, entah dibuka sejak kapan dan oleh siapa,” ucap Syarifuddin.

Terakhir, Syarifuddin menyampaikan bahwa mahasiswa sudah tidak diperbolehkan melewati jalur ini.

“Dilarang, seandainya tidak dilarang, pasti tidak ditutup,” ujarnya.

Penulis: Siti Ulwiyah dan Arya Asb (Magang)
Editor: Nabila Rayhan 

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami