Eksistensi Kepercayaan Lokal di Indonesia Terkekang Agama Mayoritas

Facebook
Twitter
WhatsApp
pemaparan materi oleh Ichwal Ahmady pada Dialog Publik yang diadakan lleh Dema Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) di LT FAH UIN Alauddin Makassar, Kamis (03/11/2022). | Foto : Washilah-Rahmat Rizki (Magang).

Washilah — “Islam adalah Agama paling rese,” Kata Co Founder Mitologi Bumi Sulawesi, Ichmal Ahmady, Kamis (03/11/2022).

Hal itu disampaikan, pada Dialog Publik yang diadakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar, di Lecture Theatre  FAH.

Pada Dialog yang mengusung tema “Bagaimana Peran Negara Terhadap Eksistensi Kepercayaan Lokal Nusantara” ini, Ichwal menjelaskan bahwa gesekan yang terjadi di antara kepercayaan lokal disebabkan adanya usikan dari agama luar kerap timbulkan konflik keyakinan.

“Eksistensi keyakinan lokal pada umumnya dikikis oleh adanya gesekan dari agama luar atau eksternal. Contohnya kita ( Islam) punya visi dan misi dakwah.” jelasnya.

Menurut Ichwal,keberadaan kepercayaan lokal di Indonesia seringkali diusik oleh agama mayoritas, yaitu Islam. Sehingga eksistensi dari kepercayaan lokal kian hari hilang dan terhapuskan oleh tekanan agama besar.

“Kita sebagai agama Islam yang sering turun mempertanyakan, mempelajari, mengusik dan lain sebagainya. Saya tidak menuduh, hanya saja kita ingin mempertanyakan hal itu,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ichwal juga menjelaskan bahwa kepercayaan merupakan privasi terdalam manusia yang seharusnya dijaga. Sebab Agama adalah hal yang multitafsir dan rumit sehingga dapat menimbulkan berbagai pandangan dan komentar-komentar yang beragam, terlebih pada kepercayaan lokal yang juga tidak mendapatkan pengakuan dari Negara.

Terakhir, Ia mengungkapkan, tidak ada perbedaan antara agama dan adat. Menurutnya, tidak ada satupun praktek dan pelaksanaan adat yang tidak memiliki aroma agama begitupun sebaliknya.

“Sebenarnya semua itu hanya adat, yang dalam pelaksanaan adat itu ada proyeksi penyembahan,” tutupnya.

Penulis : Rahmat Rizki (Magang)

Editor : Nur Afni Aripin

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami