Serba-serbi PBAK, Maskot Fakultas Jadi Objek Perhatian

Facebook
Twitter
WhatsApp
Dua Maskot diletakkan di Depan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) menyambut Mahasiswa Baru saat Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Alauddin Makassar. | Foto : Himajip Uinam-Screenshoot Video PBAK Fakulras Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar

Washilah – Setelah dua tahun dilaksanakan secara daring, pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Alauddin Makassar Kembali dilaksanakan secara luring. 

Selama tiga hari, pelaksanaan PBAK punya serba-serbi keberagaman. Mulai dari seragam Mahasiswa Baru (Maba) yang selaras dengan atasan putih dan bawahan hitam, atribut dari setiap jurusan, dan belasan patung yang tersebar di setiap sudut kampus dalam menyambut Maba tahun 2022.

Memasuki lingkungan kampus, Maba disambut oleh Patung yang tersebar di Fakultas Sains dan Teknologi (FST), selain karena jaraknya yang dekat, fakultas ini merupakan tempat yang paling banyak memiliki maskot patung. Diketahui ada delapan maskot hasil karya setiap jurusan yang meramaikan fakultas tersebut.

Maskot tersebut tentunya memiliki arti dan makna tersendiri, mulai dari patung pencabut nyawa, patung anonymous sang hacker, patung pencabut nyawa dengan menggunakan sabit, kalkulator berjalan, hewan ternak sapi, virus dan yang paling khas adalah burung phoenix. 

Saat ditemui Reporter Washilah pada Kamis (01/09), Wahidil menceritakan filosofi diangkatnya Burung Phoenix sebagai maskot dari FST. Burung tersebut merupakan mitologi dari china, burung api yang melambangkan api keabadian yang beregenasi dengan cara membakar diri untuk mengahasilkan phoenix-phoenix kecil. 

“Pesannya, proses regenerasi mahasiswa akan lahir, dan seterusnya akan abadi,” bebernya.

Dengan menghabiskan dana kurang lebih 1,5 juta rupiah, patung phoenix berukuran lebar 17 meter dan tinggi 3 meter ini memakan waktu pengerjaan selama 4 minggu. Pimpinan FST juga mendukung penuh selama proses pembuatan maskot tersebut.

“Pimpinan Saintek mendukung sekali, bahkan kata security hanya Saintek yang diizinkan untuk bermalam oleh Wadek 3-nya,” papar Mahasiswa Ilmu Perternakan tersebut.

Sementara itu, Ulya mutmainnah, Mahasiswa baru (Maba) Jurusan Ilmu Komunikasi (IKom), saat memasuki lingkungan kampus terkejut melihat maskot yang terdapat di UIN Alauddin Makassar, menurutnya bentuk yang seram tanpa keterangan yang menjelaskan, membuatnya kepusingan. 

“Kaget, inikan kampus Islam, tiba-tiba ada patung tanpa mata, yang paling keren Saintek, seram,” tutur Ulya, perempuan asli Luwu Utara itu.

Maskot lain yang tak kalah menarik terdapat pada Fakultas Syariah dan Hukum (FSH). Patung Dewi Themis yang melambangkan Dewi Keadilan. Dewi Themis disimbolkan sebagai perempuan bijak yang dapat melaraskan antara kesejahteraan, ketentraman, dan keadilan. 

Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Syariah dan Hukum, Arya, menuturkan patung Dewi Themis sebenarnya tidak memiliki unsur teologi keislaman, sehingga bentuk patung seorang perempuan yang tidak menutup perut dan terkesan terbuka menggambarkan filosofi Dewi Themis dari barat.

Menanggapi fenomena tersebut, Ketua Panitia PBAK Universitas, Dr Irwanti Said mengatakan perayaan penyambutan Maba dengan patung berciri khas marak dengan budaya ospek dengan perpeloncoan.

“Meskipun dari informasi yang saya dapatkan ada beberapa peristiwa yang mirip perpeloncoan, hanya tidak sampai seperti apa yang kita khawatirkan,” bebernya.

Irwanti Said menilai, penyambutan Maba dengan menggunakan patung dapat meningkatkan kreatifitas mahasiswa non akademik.

“Semangat menyambut PBAK offline makin membara, sebab pelaksanaannya baru dilaksanakan setelah dua tahun terdiam. Ibaratnya seperti lepas dari kandang, tidak bisa lagi kita kekang mereka,” jelas Wadek 3 Fakultas Dakwah dan Komunikasi itu.

Setelah PBAK, maskot yang terletak di setiap sudut kampus kembali diamankan untuk kenyamanan dan kebersihan kampus. Sebab, beberapa maskot menghalang jalanan dan menimbulkan kemacetan.

Penulis : Hilda Nurfaidah (Magang)/Tritia Kurniati

Editor : Jushuatul Amriadi

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami