Oleh : Nur Afni Aripin
Apa yang perlu dirayakan di umur Indonesia tahun ini?
Usianya kini menginjak 77 tahun kawan!
Usia yang cukup matang untuk kembali menebus kesalahan masa silam
Penghilangan aktivis tahun 98
Pembunuhan Munir yang akan kedaluwarsa tahun ini
Pemerkosaan perempuan etnis Cina tahun 98
Marsinah yang dibiarkan menjadi seonggok mayat hanya karena menuntut upah Rp. 2.250
Widji Thukul yang dibiarkan abadi dalam puisinya atas kebengisan negara
Bisakah kamu diam?
Saat bau anyir peristiwa kelam itu mengetuk hidungmu?
Saat suara pelatuk senjata api melengking di kepalamu?
Menebas nyawa mereka untuk dipaksa bungkam
Saat suara melolong mereka menerobos ke telingamu?
Meraung kesakitan atas apa yang mereka perjuangkan
Pada penguasa yang kedua telinganya dipenuhi taik
Pada suara mereka yang hanya dipenuhi tumpah ruah janji manis, memekik
Kita bukan bocah tiga tahun yang ditenangkan dengan nyanyian dalih keadilan yang akan kau tunaikan, kelak
Sementara antek anjing-anjing itu masih dibiarkan berkuasa
Dibiarkan bebas bergerak memutuskan kebijakan di atas kuasa
Dibiarkan bebas berkelakar menghirup udara
Apa yang sebenarnya kau harapkan dari pilar demokrasi yang sebenarnya sedari kemarin tak ada?
Cukup sudah rakyat menderita tuan dan puan
Kami ingin hidup tanpa digerogoti kesakitan, kehilangan
Atas penghianatan yang dilakukan oleh negara bersama manusia keparat lainnya
Secara sadar, kami menuntut untuk dibiarkan merdeka atas rasa sakit yang dihadirkan oleh negara kepada saudara kami, nyawa, pikiran, tubuh, pun untuk hidup
*Penulis merupakan Mahasiswa Ilmu Politik Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar