Ramadan Telah finish
Harusnya kita menangis
Hadirnya yang dulu membawa gemerlap
Kini hengkang menderai air mata sembab
Hati kelam ciptakan rindu
Masihkah ada titik temu dilain waktu?
Nyawa tak ada yang tahu
Bisa jadi esok ia merenggang
Sementara diri tenggelam dalam maksiat
Penyesalan kian merengkuh,
Gadaikan kekal untuk yang fana
Untuk apa sebulan menahan dahaga dan lapar
Jikalau tak ada empati untuk mereka yang kelaparanu
Untuk apa wajah bersujud
Jika dunia masih ada di dalamnya
Untuk apa mulut memuji asma-Nya
Jikalau Tuhan saja enggan untuk dikenal
Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik (FUFP) Semester IV