Oleh : Wawan Harun
Mahasiswa merupakan kaum-kaum intelektual dengan segala potensi yang dimilikinya, mahasiswa merupakan kekuatan yang sangat besar dan juga harapan besar baik bagi mahasiswa itu sendiri maupun masyarakat disekitar, tentu tidak semua mahasiswa dapat melakukan hal tersebut, tapi hanya mahasiswa pilihan lah yang mampu melakukannya. Mereka yang berani mengorbankan waktu, uang, tenaga, pikiran bahkan jiwa dan raganya demi mencapai kebenaran dan keadilan, yang tidak pernah takut setiap melakukan kritikan maupun mengawal kebijakan birokrasi. Mereka yang berani untuk mengorbankan kepentingan kuliah demi merealisasikan apa yang menjadi keyakinannya.
Refleksi sejarah membuktikan mahasiswa selalu bergerak untuk perubahan, berbagai peristiwa besar yang terjadi didunia selalu identik dengan peran mahasiswa yang menjadi garda terdepan dalam melakukan sebuah perubahan, demikian pula yang terjadi di Indonesia. Perjalanan sejarah bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan mahasiswa, melalui berbagai organisasi mahasiswa beberapa diantaranya menyalurkan aspirasinya dengan daya nalar dan intelektualnya. Dimulai dengan Budi Utomo sebagai generasi awal kiprah kaum muda, mahasiswa Indonesia terus mencatatkan dirinya dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia.
Dari sejarah singkat diatas mengajarkan bahwa mahasiswa memiliki peran penting dan tanggungjawab besar dalam melakukan perubahan. Banyak yang menitikberatkan kepada mahasiswa dalam memberikan kontribusi terhadap masyarakat, tidak terlepas dari cerita mengenai mahasiswa yang sejarahnya memberikan perubahan bagi Indonesia bahkan mampu melakukan perlawanan kepada penjajah yang masa itu memberikan tekanan masyarakat bahkan menyengsarakan pribumi. Namun kisah tersebut menjadi peristiwa penting dikenang mahasiswa dan pelajar lainnya.
Terlepas dari sejarah diatas, gerakan mahasiswa hari ini mulai melemah, hal ini dikarena berbagai kepentingan pribadi maupun kelompok. Analis melihat alasan gerakan mahasiswa melemah karena pada saat masuk perguruan tinggi sudah ditanamkan dalam pikiran mereka oleh birokrasi bahwasanya mahasiswa harus berprestasi, sarjana tepat waktu, mendapatkan nilai IPK yang tinggi, tidak melakukan aksi demonstrasi, organisasi adalah penghambat untuk sarjana dengan tepat waktu dan masih banyak lagi doktrin-doktrin yang diberikan ketika memasuki dunia kampus pertama kalinya. Karena birokrasi paham bahwa strategi tersebut mahasiswa mampu kuliah dan kuliah saja sampai sarjana tanpa melakukan perlawan terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh birokrasi baik dikampus negeri maupun kampus swasta.
Doktrin yang ditanamakan sejak awal menjadi salah satu faktor takut masuk organisasi dan semacamnya. Secara tidak langsung mahasiswa hanya memiliki dua tujuan untuk kuliah yaitu belajar dan belajar terus. Sejatinya mahasiswa harusnya menjadi agent of change dalam tatanan kampus, karena mahasiswa identik dengan perubahan sebagai kaum intelektual yang memiliki jiwa kritis dan memiliki semangat tinggi. Bagi saya ketika mahasiswa hanya bermain aman saja dan kuliah saja maka identitasnya sebagai “MAHA-siswa” harus dipertanyakan kembali.
Sejarah panjang “Gerakan Mahasiswa” merupakan salah satu bukti kontribusi mahasiswa dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang besar untuk bangsa ini, mereka adalah bagian dari rakyat Indonesia yang turut merasakan penderitaan rakyat. Meski tidak dapat menafikan sebagian gerakan mahasiswa mempunyai target-target lain yang ingin dicapai selain dari memperjuangkan rakyat. Kita juga tidak dapat mengelak bahwa sebagian dari mahasiswa yang aktif dalam pergerakan mahasiswa mempunyai tujuan pragmatis yaitu menjadi penerus-penerus pendahulunya yang duduk dipemerintahan atau juga dilembaga legislatif.
*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH).