Siang dan malam silih berganti.
Waktu kian terus berputar.
Langkah-langkah kaki menjadi takdir.
Hembusan nafas tanda keikhlasan.
Hidup seakan penuh misteri,
Diselimuti duka dan bahagia.
Menjadi sandiwara manusia dibalik kemunafikan.
Tanah, langit, bumi.
Kini telah rusak diselimuti dosa.
Tak salah jika bumi mendapat bencana akibat kelakuan manusia.
Kejamnya dunia.
Telah membuat manusia dan bumi yang tak bersalah menjadi sengsara.
Inikah sebuah drama kehidupan yang hiruk piruk tak bernilai?.
Hati akan menjadi saksi yang tak mampu bersuara.
Melalui asas keimanan mereka mampu memaknai kehidupan yang fana ini.
*Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Semester V