Oleh | Andriani

Kini, kandidat-kandidat sampai pada puncak kampaye pada hari ini. Itu pertanda bahwa seluruh promosi dan kampanye akan segera berakhir dan mahasiswa sudah bisa memilih kepada siapa suaranya yang akan diberikannya. Kita tentu berharap yang terpilih adalah orang-orang yang berjiwa pantang menyerah, mau berkorban demi kemajuan bersama, bukan sebaliknya yang mengorbankan mahasiswa untuk mencari keuntungan diri sendiri ataupun kelompoknya semata.
Ada kecelakaan yang lahir tak lama setelah reformasi. Terus-menerus karena politik menyimpang dari cita-cita, perbaikan ekonomi tak menyentuh sebahagian besar mahasiswa. Namun, harapan pulalah yang sesungguhnya melandasi kesimpulan itu sehingga kita bisa mengatakan bahwa harapan terhadap kebaikan sesungguhnya masih sangat besar dibalik semua suara pesimis. Revolusi hanyalah sebuah jalan. Arahnya sulit diprediksi, pemilma juga sebuah jalan. Dengan perencanaan dan kendali yang lebih jelas. Dalam seluruh konteks ini, pemilma 2014 jadi sangat menentukan.
Penyadaran pemilma selalu penting menjelang pemilma. Mereka kunci utama pemimpin pasca pemilma. Calon pemilma perlu disadarkan bahwa kondisi genting ini, apabila pilihan mereka masih berfokus pada unsur kedekatan, kekeluargaan, popularitas, maupun organisasi.
Pemilma 2014 sesungguhnya merupakan saat yang tepat untuk mempertahankan atau mengganti para pelaku mahasiswa dan menyempurnakan sistem. Orang-orang ditentukan oleh para pemilih. Untuk kondisi mahasiswa yang telah membuat sebagian orang berfikir sudah revolusi, perubahan merupakan jalan terbaik menyeimbangkan saling control dan harmonis antar mahasiswa.
Tahun 2014 saatnya bagi seluruh mahasiswa UIN Alauddin Makassar untuk benar-benar memilah, lalu memilih.
*Penulis adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi semester I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam