Mempertanyakan Wajah Bangsa 20 Tahun ke Depan

Facebook
Twitter
WhatsApp

 Selasa, 20 Desember 2011 | Suryani Musi
Materi di seminar nasional Fisika UIN Alauddin Makassar
Washilah Online-Pendidikan dan karakter sekarang ini berada di simpang jalan antara harapan dan fatamorgana? Atau sebagai oase di tengah padang pasir?
Pertanyaan tersebut dilontarkan oleh Sekretaris Lembaga Pemeberdayaan Masyarakat (LPM) Universitas Islam Makassar (UNM), Prof Dr Alimuddin Mahmud ketika menghadiri seminar Nasional Pendidikan. Yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Selasa (20/12/2011).
Wacana pemerintah untuk mengembalikan karakter bangsa yang telah hilang dinilai susah oleh Ketua Jurusan Fisika, M Yusuf Hidayat M Pd ketika memberikan sambutan. 
Meski ada rujukan susunan kebijakan nasional pembangunan karakter dari pemerintah, seperti Undang-undang RI tahun 2007 RPJPN 2005-2025, atau intruksi Presiden no I tahun 2010 tentang percepatan pelaksanana  perioritas pembangunan nasional tahun 2010 dan sejumlah kebijakan lainnya.
“Pendidikan karakter itu susah untuk diterapkan. Terlebih jika melalui pendidikan formal kecuali dengan metode home school. Tidak ada gunanya dana besar yang dikeluarkan oleh pemrintah jika tidak dimulai dari rumah tanggga,”katanya pada seminar yang bertema Pendidikan Berbasis Karakter Demi Mencetak Tenaga Pendidik Profesionalisme yang Berlandaskan Akhlak Mulia.
Acara tersebut digelar di gedung Traning Centre Kampus I UIN Alauddin dengan menghadirkan pemateri dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, LPMP Sulawesi Selatan.
Selain itu, pembentukan karakter juga dimulai dari guru atau pengajar. Pembantuk karakter 20 tahun yang lalu tercermin pada bangsa yang sekarang ini.
“Jadi, bagaimana wajah bangsa 20 tahun ke depan jika sekarang terus diwarnai dengan demo di mana-mana?” papar Kepala Bagian Umum Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Selatan, Drs Halim Muharram M Pd.
Menurutnya karakter tersebut tercermin pada perilaku. Dan, medianya untuk mengembalikan karakter yang hendak hilang itu melalui satuan pendidikan dan media massa. Meda tersebut diharapkan terbentuk melalui oleh pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, dan olah raga.
Prof Dr Alimuddin mengutip dari kata-kata Muhtar Lubis bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang hipokrit atau munafik, bangsa yang segang bertanggung jawab, bangsa feodal, percaya takyul dan lainnya.

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami