Karya Ahmad Qomar
Pada akhirnya
Tiada seorangpun yang mengerti
Bahkan juga dia!
Segenggam asa dihembus angin
Hilang, samar dalam bias cahaya
Melesat cepat merubuhkan segalanya
Semua sendi putus dan retak
Tidak terkecuali cita-cita
Yang telah lama dibangun
Oleh aku dan dia
Misteri belum jua terungkap
Hingga kini
Juga pertanyaan tidak terjawab
Di atas lini
Celah pori-pori kulit
Berdetak dan bergulung riak
Membuatku sendirian penasaran
Pada akhirnya
Tiada seorangpun yang mengerti
Bahkan juga dia!
Masih di bawah naungan lilin
Memutar balik saraf pikiranku
Menggenggam sebuah kado
Apik, terbungkus cukup cantik
Berhias lukis hati merah marun
Serta ornamen biru huruf “K”
Namun bukan itu yang kuharap
Pada akhirnya
Tiada seorangpun yang mengerti
Bahkan juga dia!
Kado, bukanlah hal yang kuingikan
Sebagai hadiah ulang tahunku yang ke-17
Hanyalah sesuatu yang lucu
Tidak menarik dan membuatku jijik
Benci pada diri sendiri
Mencaci pada dia yang belum mengerti
Persahabatan abadi yang kucari
Kubakar kado itu dan kubuang ke tempat sampah
Lalu kupadamkan lilin yang makin menyala
Menuju ke kamarnya dengan perasaan marah
Gontai tanpa arah langkah
Dan kuhantamkam ke wajahnya godam mentah
Masih belum, kutancapkan belati ke perutnya
Dia pun terbaring dan bersimbah darah
Runtuhlah semua pertahanan
Yang kumiliki dan kujejali
Bersamanya dalam akad persahabatan
Sesal hanya membuatku brutal
Sedih hanya membuatku meringkih
Dan marah bukan jalan untuk menyatakan rasa bersalah
Tapi itulah pesanku yang terakhir padanya
Sekali lagi
Bukan sebuah kado atau bingkisan
Akan membuatku senang dan tenang
Jiwaku akan selalu melawan
Menantang segala keangkuhan dan kebohongan
Karena hanya sebuah persahabatan
Meluluhkan jiwaku yang garang
Juga persahabatan
Terus membuatku tetap bertahan
Pada dunia sarat kesedihan
Karenanya kado itu
Ingin kubungkus dengan persahabatan
*Harapan agar bisa kembali baikan dengan Arhief Azhari