Program Pembinaan Maba Berganti Lagi?

Facebook
Twitter
WhatsApp


Rangkaian ujian masuk Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin telah terlaksana. Tahun ini, Mahasiswa Baru (Maba) UIN mencapai ribuan. Membicarakan mahasiswa yang bertambah, tentu terkait dengan mekanisme pembinaan mahasiswa baru. Di kampus hijau ini, telah tercatat beberapa perubahan sistem penerimaan maba dari tahun ke tahun. Perubahan sistem terus dilakukan karena dinilai kurang berhasil.

Tahun 2005, adalah terakhir kalinya kampus memberlakukan PIKIR (Pencerahan Kampus IAIN Rabbani). Sistem ini dihentikan karena dinilai penuh dengan praktek-praktek kekerasan. Tahun 2006 dan 2007, Maba bisa dikata “merdeka”. Sistem penerimaan hanya dihelat dengan kuliah umum selama satu hari. Tahun 2008 dan 2009, Maba kembali tegang dengan hadirnya OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik) yang dilaksanakan tiga hari, yang aturan mainnya tidak boleh ada kekerasan dan praktek perpeloncoan sama sekali, dinilai para birokrat masih jauh dari yang diharapkan. Pada awal diberlakukannya, OPAK sebetulnya berjalan dengan baik, namun pada pelaksanaan selanjutnya, terjadi praktek kekerasan dan perpeloncoan terselubung di beberapa fakultas. Ini Dikatakan Pembantu Rektor III, Dr. Salehuddin Yasin MA, tahun lalu.
Di tahun ajaran 2010 ini, proses pembinaan mahasiswa lagi lagi berganti. Namanya adalah, Pengenalan Akademik dan Almamater. Program ini dirumuskan dengan mengacu pada UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.
Banyak yang berubah dalam pedoman pembinaan mahasiswa baru tersebut. Salah satu contohya pada bab V Pengenalan Akademik dan Almamater. Program pembinaan mahasiswa baru ini diberi wawasan dasar tentang proses pembelajaran, dan pengenalan almamaternya agar tertanam jiwa ke-UIN-an pada setiap mahasiswa. Berbeda dengan OPAK tahun lalu, Pengenalan Akademik dan Almamater ini dilaksanakan hanya sehari saja dimulai jam 07.30 sampai17.30 dan pola pelaksanaannya pun memadukan panitia unsur Universitas, Fakultas, Jurusan, Dosen dan Pengurus-Pengurus Lembaga Intra Kemahasiswaan (BEM-U, UKM, BEM-F dan HMJ).
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Syariah dan Hukum, Awaluddin, menilai aturan itu tidak efektif. “Sangat tidak efektif jika pengenalan akademik dan almamater ini dilaksanakan hanya sehari saja, karena OPAK yang dilaksanakan selama 3 saja tidak terlalu efektif apa tak lagi jika hanya dalam sehari,” pada pelaksanaan Sosialisasi aturan baru tersebut, Rabu, 21 juli 2010 di ruangan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum. Awaluddin menambahkan, jika aturan baru tersebut merampas hak progeratif BEM yang merupakan lembaga intra kampus, dan menurutnya lebih berwenang.
Sementara itu, Pembantu Dekan I Fakultas Syariah dan Hukum Muh. Sabri AR mengatakan, “memang pelaksanaan Pengenalan akademik dan almamater ini hanya sehari namun pihak universitas berupaya memaksimalkannya. Bukan hanya Pengenalan Akademik dan Almamater saja, akan tetapi masih ada follow-up yang akan diselenggarakan pihak universitas yaitu karantina mahasiswa baru selama dua bulan, dimana seluruh elemen kampus yamg menjadi pelakonnya”, tambah PD I Fakultas Syariah. “Sebenarnya konsep yang kita miliki sedang diuji di sini. BEM harus merancang seperti apa konsep untuk dua bulan tersebut. Jangan sampai kita sibuk mempertahankan (OPAK) yang tiga hari, sementara yang dua bulan kita kehabisan konsep, dan kewalahan untuk mengurusnya. Jika karantina ini bisa dilaksanakan dengan baik, maka UIN akan semakin maju”, tuturnya serius.
Saat ini UIN Alauddin Makassar tengah berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikannya, salah satunya yaitu melakukan karantina kepada mahasiswa baru yang bertujuan untuk menerapkan nilai-nilai Islam dan peningkatan moral kepada seluruh civitas akademik UIN Alauddin Makassar. (Agus)

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami