Mengenang Bapak Pendidikan dan Mengulik Makna Hari Pendidikan Nasional

Facebook
Twitter
WhatsApp
Gambar: Pinterest

Oleh: Rhizka Amelia

Setiap tahun pada tanggal 2 Mei, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Hari ini juga merupakan hari penting, yaitu hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara.

Ki Hadjar Dewantara adalah Bapak Pendidikan Indonesia, dan tanggal 2 Mei merupakan hari kelahirannya. Oleh karena itu, untuk menghormati jasa Bapak Pendidikan Indonesia ditetapkanlah tanggal 2 Mei sebagai Hardiknas.

Bapak Pendidikan Indonesia

Ki Hadjar Dewantara adalah tokoh penting Pendidikan di Indonesia. Nama aslinya adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang lahir ada 2 Mei 1889 di Yogyakarta.

Ia dikenal sebagai orang yang berani menentang kebijakan pendidikaan pemerintahan Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak Belanda atau orang kaya untuk mengenyam bangku Pendidikan. Namun, kritiknya terhadap kolonial Belanda menyebabkan ia diasingka ke Belanda.

Tapi saat diasingkan, Ki Hadjar Dewantara memanfaatkan waktunya untuk memperdalami ilmu di bidang Pendidikan. Ia belajar secara serius hingga berhasil memperoleh sertifikat Europeesche Akte, sebuah ijazah guru bergengsi pada masa itu.

Selain belajar, ia juga aktif dalam menulis di beberapa surat kabar di Belanda. Menyampaikan gagasan dan kritiknya terhadap penjajahan dan memperkenalkan pemikiran pendidikan yang membebaskan dan berorientasi pada kemerdekaan bangsa.

Setelah kembali ke Indonesia, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan untuk rakyat pribumi untuk memperoleh pendidikan yang setara dengan anak-anak Belanda dan orang-orang kaya, serta menanamkan rasa kebangsaan serta semangat kemerdekaan kepada para siswanya.

Setelah Indonesia merdeka, Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pendidikan pertama pada tahun 1945 dalam kabinet Presiden Soekarno. Jabatan ini sebelumnya dikenal sebagai Menteri Pengajaran.

Apa Itu Hari Pendidikan Indonesia (Hardiknas)?

Hardiknas bukan sekadar peringatan biasa, seperti upacara bendera di pagi hari, kegiatan edukatif, lomba-lomba, seminar, ataupun berbagai kegiatan apresiasi terhadap dunia pendidikan.

Tapi, ini juga merupakan momentum refleksi tujuan dan arah pendidikan di Indonesia. Seharusnya ini menjadi pengingat pentingnya peran pendidikan dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, juga menjadi aksi nyata untuk memperbaiki dan memajukan pendidikan di Indonesia.

Berikut beberapa makna dari Hardiknas:

1. Refleksi terhadap Kondisi Pendidikan Saat Ini

Hari ini adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasi pendidikan hari ini. Apakah sistem pendidikan sudah merata, adil, dan relevan dengan kehidupan dan zaman yang semakin berkembang di era sekarang ini.

2. Pemersatu Bangsa melalui Pendidikan

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat beragam, baik dalam budaya, bahasa, maupun kondisi geografisnya. Di Sini pendidikan berperan penting untuk menyatukan segala perbedaan itu, melalui kurikulum yang mengajarkan nilai-nilai kebangsaan dan toleransi untuk memupuk rasa persatuan di Indonesia.

3. Penghargaan terhadap Para Peran Pendidik

Guru bukan hanya penyampai ilmu, tapi juga pembimbing karakter dan mengajarkan nilai kehidupan kepada para muridnya. Dimana murid yang telah ia tuntun nantinya dapat mencerahkan kehidupan bangsa dan negara.

4. Menumbuhkan Semangat Belajar

Hardiknas mengajarkan bahwa belajar tidak hanya dapat didapatkan dibangku sekolah saja. Setiap orang, di usia berapa pun, dan di mana pun, semuanya dapat belajar baik secara formal maupun non formal.

Sebagai penerus bangsa, sudah selayaknya kita tidak hanya memperingati Hari Pendidikan Nasional dengan kegiatan seremonial saja, namun dengan menjadikan momentum ini untuk terus berinovasi dan berkontribusi demi memajukan pendidikan di Indonesia. Semangat Ki Hadjar Dewantara harus senantiasa kita ingat–mendidik dengan hati, membimbing dengan teladan, dan mendukung dengan ketulusan.

*Penulis merupakan Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar

 

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami