Washilah – Adanya penemuan yang diduga uang palsu oleh mahasiswa UIN Alauddin Makassar akhir- akhir ini jadi bahan perbincangan hangat di tengah momok sindikat uang palsu yang berada di kampus peradaban.
Dalam beberapa unggahan oleh mahasiswa memperlihatkan belahan uang kertas pecahan Rp.100.00 ribu rupiah yang diduga palsu tersebut. Di mana hal itu justru tindakan yang kurang tepat dalam melihat keaslian uang plasu maupun uang asli.
Menanggapi hal tersebut, Pegawai BNI cabang Gowa, Tri mengatakan bahwa putusan mengenai uang asli atau uang palsu yang beredar sekarang adalah tugas Bank Indonesia (BI).
“Tidak bisa kita langsung bilang bahwa itu uang palsu,” katanya.
Tri mengatakan bahwa BNI hanya bisa menahan jika ada uang palsu yang terindikasi, tapi tidak bisa memastikan atau memutuskan karena itu tugas BI. Ia juga menambahkan bahwa cara mengindikasi uang palsu di BNI menggunakan lampu UV yang tersedia di setiap cabang.
Pegawai BNI itu juga memperingatkan mengenai uang yang bisa dibelah, bahwa uang tersebut belum terjamin uang palsu. Karena Tri sendiri tidak pernah mempelajari bahwa uang yang bisa dibelah adalah uang palsu.
“Jangan sampai uang asli kita belah,” tuturnya.
Menanggapi viralnya uang terkelupas diyakini sebagai uang palsu, Bank Sulsel membeberkan bahwa memastikan ciri-ciri keaslian uang rupiah dengan cara tersebut tidak tepat.
Perwakilan Perkasa Bank Indonesia Sulsel, Muslimin menjelaskan bahwa, pihaknya tidak menghendaki masyakarat melakukannya dengan cara seperti itu.
“Sebenarnya membelah uang yang seperti viral di media sosial itu adalah cara yang kurang tepat untuk mengenali keaslian uang rupiah,” bebernya.
Sementara itu, Mahasiswa Ilmu Perpustakaan, Akram menekankan sebagai mahasiswa tidak boleh serta merta menerima informasi yang tersebar dimedia sosial, entah karena faktor kekhawatiran karena kasus yang terjadi di UIN Alauddin atau tidak.
“Idealnya mahasiswa yang berada di lingkungan masyarakat ilmiah harus menyaring informasi yang telah beredar dan memberitahu ke masyarakat bahwa informasi tersebut benar atau tidak,” ucapnya.
Senada dengan itu, Mahasiswa Jurusan Studi Agama-Agama, Zamri menanggapi hal tersebut bahwa minimnya pengetahuan mengenai ciri-ciri uang asli dan palsu di kalangan mahasiswa hingganya banyak yang langsung membelah uang tersebut.
“Mungkin karena uang itu gampang dibelah dia bisa katakan itu uang palsu,” ucapnya.
Penulis: Rhizka Amelia (Magang)
Editor: Sriwahyuni