Kukuhkan 3 Guru Besar, Rektor: Jangan Sampai Siklus Kehidupan Kembali Ke awal

Facebook
Twitter
WhatsApp
Penyampaian pidato oleh Prof Abd Rahman selaku Guru Besar Ilmu Fikih dengan judul "Pengelolaan Sampah dan Keberkahan Hidup Perspektif Fikih", di Auditorium Kampus II UIN Alauddin, Kamis (12/9/2024). | Foto: Washilah - Mochtar Luthfi Alanshari

Washilah – UIN Alauddin Makassar resmi kukuhkan tiga guru besar. Pengukuhan tersebut berlangsung dalam Sidang Senat Terbuka Luar Biasa, di Auditorium Kampus II UIN Alauddin, Kamis (12/9/2024).

Ketiga guru besar tersebut adalah Prof. Erwin Hafid sebagai guru besar dalam Bidang Ilmu Hadis, Prof.Achmad Musyahid Idrus sebagai guru besar Bidang Ilmu Filsafat Islam dan Prof. Abd Rahman sebagai guru besar Bidang Ilmu Fikih.

Ketiga guru besar tersebut dikukuhkan langsung oleh Rektor UIN Alauddin, Prof Hamdan Juhannis, Ketua Dewan Guru Besar, Prof. Musafir Pabbabari dan Ketua Senat UIN Alauddin, Prof. Qadir Gassing.

Dalam pidato ketiga guru besar tersebut, Prof. Abd Rahman menyampaikan pengelolaan sampah dan keberkahan hidup perspektif fikih, Prof. Achmad Musyahid menyampaikan transindensi akal mustafat dalam memahami logika kemaslahatan pentaksifan hukum Islam dan Prof. Erwin Hafid mengupas otoritas dan otentisitas hadis nabi.

Dalam sambutannya, Rektor UIN Alauddin, Prof. Hamdan Juhannis menyampaikan pesan moral kepada para guru besar, khususnya yang dilantik hari ini. Beliau mengingatkan bahwa siklus kehidupan sering kali kembali ke titik awal dan ada kekhawatiran.

Ia mengatakan bahwa dalam menjalani kehidupan ini akan mengalami kembali tantangan seperti yang dihadapi generasi sebelumnya. Oleh karena itu, siklus tersebut harus diisi dengan daya juang dan kemampuan generasi saat ini.

Lebih lanjut, Guru Besar Sosiologi Pendidikan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan itu menjelaskan tiga doktrin untuk siklus kehidupan yaitu selalu berusaha keluar dari zona nyaman, buatlah diri semenarik mungkin karena kita hidup untuk diri kita sendiri dan yang terakhir ajarilah generasi kedepannya untuk berjejak menuju puncak.

“Supaya mereka yang melihat dunia, bukan dunia yang melihat mereka,” jelasnya.

Penulis: Rhizka Amelia (Magang)
Editor: Sriwahyuni

  Berita Terkait

Pencarian Berita

Lihat Arsip Kami